Rabu, 30 November 2016

Paragraf

Paragaf
A.    Pengertian Paragaf
Kata paragaf diserap dari bahasa inggris paragraph.Kata inggris paragraph terbentuk dari kata yunani para- yang berarti “sebelum”, dan –grafein “menulis atau menggores”.Paragraf adalah sebuah wacana mini atau suatu bentuk bahasa yang biasanya merupakan hasil penggabungan beberapa kalimat.[1]
Paragraf merupakan inti Penuangan buah pikiran dalam sebuah karangan.Dalam paragraf terkandung satu unit buah pikiran yang didukung oleh semua kalimat dalam paragraf tersebut, mulai dari kalimat pengenal, kalimat utama atau topik, kalimat-kalimat penjelas sampai pada kalimat penutup.Himpunan kalimat ini saling bertalian dalam suatu rangkaian untuk membentuk sebuah gagasan (Akhadiah dkk, 1991:144).
Keraf (1977:51), menyebut paragraf dengan istilah alinea.Alinea adalah kesatuan pikiran yang lebih tinggi atau lebih luas dari kalimat.Ia merupakan himpunan dari kalimat-kalimat yang bertalian dalam suatu rangkaian untuk membentuk sebuah ide.
B.     Ciri-Ciri Paragraf
Paragraf memiliki ciri-ciri sebagai berikut :[2]
1.      Paragraf menggunakan pikiran utama (gagasan utama) yang dinyatakan dalam kalimat topik.
2.      Setiap paragraf menggunakan satu kalimat topik dan selebihnya merupakan kalimat pengembang yang berfungsi menjelaskan, menguraikan dan menerangkan pikiran utama yang ada dalam kalimat topik.
3.      Paragraf menggunakan penjelas (gagasan penjelas) yang dinyatakan dalam kalimat penjelas. Kalimat ini berisi detail-detail kalimat topik. 
C.    Fungsi paragraf
1.        Mengekspresikan gagasan tertulis dengan memberi bentuk suatu pikiran dan perasaan kedalam serangkaian kalimat yang tersusun secara logis, dalam suatu kesatuan.
2.        Menandai peralihan (penggantian) gagasan baru bagi karangan yang terdiri dari beberapa paragraf, ganti paragraf berarti ganti pikiran.
3.        Memudahkan pengorganisasian gagasan bagi penulis
4.         memudahkan pemahaman bagi pembacanya.
D.    Macam-Macam Paragaf
Berdasarkan letak kalimat topiknya paragraf dapat dibagi:[3]
1.      Paragraf deduksi (kalimat topik pada awal paragraf)
Kalimat topik pada awal paragraf pada umumnya berisi pikiran utama yang bersifat umum. Kalimat selanjutnya berisi pikiran penjelas yang bersifat khusus disebut kalimat penjelas. Isi kalimat ini berupa: penjelas, uraian, analisis, contoh-contoh, keterangan, atau rincian kalimat topik.
Contoh :
Selain bank umum syariah, bank konvensional juga mulai melirik bentuk perbankan syariah ini dengan mendirikan unit usaha syariah. Saat ini terdapat tujuh bank yang memiliki unit usaha syariah, yaitu Bank Bukopin, Bank Danamon, Bank BNI, Bank BRI, Bank IFI,dan  Bank Pembangungan Daerah Jawa Barat, dan Bank BII. (Ali Mutasowifin, Menggagas Strategi Pengembangan Perbankan Syariah Di Pasar Nonmuslim)
2.      Paragraf induksi (kalimat topik pada akhir paragraf)
Paragraf diakhiri kalimat topik dan diawali dengan kalimat penjelas. Artinya paragraf ini menyajikan kasus-kasus, contoh, penjelasan, keterangan, atau analisis lebih dahulu,barulah ditutup dengan kalimat topik. Dengan demikian paragraf ini menggunakan penalaran induktif.
Contoh :
Islam mengajarkan umatnya untuk berusaha mendapatkan kehidupan yang lebih baik di dunia maupun di akhirat.Memperoleh kehidupan yang baik di dunia dan di akhirat ini yang dapat menjamin tercapainya kesejahteraan lahir dan batin.Salah satu cara untuk mencapai kesejahteraan itu adalah dengn melakukan kegiatan investasi. (Sakinah, Investasi Dalam Islam)
3.      Paragraf kombinasi (kalimat topik pada awal paragraf dan akhir paragraf)
Kalimat topik dalam sebuah paragraf pada hakikatnya hanya satu. Penempatan kalimat topik yang kedua berfungsi untuk menegaskan kembali pikiran utama paragraf tersebut. Namun demikian, penempatan kalimat topik pada awal dan akhir paragraf berpengaruh pada penalaran. Kalimat topik pada awal dan akhir menyebabkan paragraf bersifat deduktif-induktif.
Contoh :
Obat-obatan palsu yang beredar di masyarakat tidak mudah dibedakan dari obat asli.Jangankan masyarakat awam, dokter, atau mereka yang ahli dalam bidang obat-obatan punsulit membedakan mana obat palsu dan mana yang asli. Tidak hanya kemasannya yang tampak sama. Warna obatnya juga sangat mirip obat asli. Bahkan, bau dan rasanya nyaris sama. Faktanya, obat palsu memang sangatsulit dibedakan dari yang asli.
4.      Paragraf penuh
Paragraf penuh maksudnya paragraf penuh dengan kalimat topik, seluruh kalimat yang membangun paragraf sama pentingnya sehingga tidak satupun kalimat yang khusus menjadi kalimat topik. Paragraf ini sering dijumpai dalam uraian-uraian yang bersifat deskriptif dan naratif terutama dalam karangan fiksi.
Contoh :
Apabila diselidiki segi tsubut hadis-hadis tersebut, maka keduanya merupakan hadis dha’if.Hadis petama merupakan hadis mursal karena di dalam sanadnya terdapat ibrahim ibn abi yahya yang merupakan perawi yang lemah.Sedangkan hadis kedua merupakan hadis munqathi’ karena dalam rangkaian sanadnya terdapat seorang rawi yang tidak dikenal.(Nur Hidayah, Fatwa-Fatwa Dewan Syariah NasionalAtas Aspek Hukum Islam Perbankan Syariah Di Indonesia)
Berdasarkan posisi dan fungsinya, paragraf dapat dibedakan menjadi:[4]
1. Paragraf Pembuka
Paragraf yang berperan sebagai pengantar untuk sampai kepada masalah yang akan diuraikan. Sebab itu paragraf pembuka harus dapat menarik minat dan perhatian pembaca, serta sanggup menyiapkan pikiran pembaca kepada masalah yang akan diuraikan. Paragraf pembuka ini jangan terlalu panjang supaya tidak membosankan.Paragraf pembuka (awal) mempunyai dua kegunaan, yaitu selain supaya dapat menarik perhatian pembaca, juga berfungsi menjelaskan tentang tujuan dari penulisan itu.
2. Paragraf Penghubung
Masalah yang akan diuraikan terdapat dalam paragraf penghubung. Paragraf penghubung berisi inti persoalan yang akan dikemukakan. Oleh karena itu, secara kuantitatif paragraf inilah yang paling panjang, dan antara paragraf dengan paragraf harus saling berhubungan secara logis.
3. Paragraf Penutup
Paragraf penutup mengakhiri sebuah karangan.Biasanya paragraf ini berisi kesimpulan dari paragraf penghubung.Dapat juga paragraf penutup berisi penegasan kembali mengenai hal-hal yang dianggap penting dalam paragraf penghubung.Paragraf penutup yang berfungsi mengakhiri sebuah karangan tidak boleh terlalu panjang.Namun, tidak berarti, paragraf ini dapat tiba-tiba diputuskan begitu saja.Jadi, seorang penulis harus dapat menjaga perbandingan antara paragraf pembuka, penghubung, dan penutup.
Berdasarkan Tujuan dari Sifatnya, paragraf dibedakan menjadi limamacam, yaitu paragraf deskripsi, narasi, eksposisi, argumentasi, dan persuasi.[5]
1.          Deskripsi berasal dari verba to describe, yang artinya menguraikan,memerikan, atau melukiskan. Paragraf deskripsi adalah paragraf yangbertujuan memberikan kesan/impresi kepada pembaca terhadap objek,gagasan, tempat,peristiwa, dan semacamnya yang ingin disampaikanpenulis. Dengan deskripsi yang baik pembaca dapat dibuat seolah-olahmelihat, mendengar, merasakan, atau terlihat dalam peristiwa yangdiuraikan penulis.
Contoh :
Wanita itu tampaknya tidak jauh usianya dari dua puluhtahun. Mungkin ia lebih tua, tapi pakaian dan lagak-lagaknyamengurangi umurnya. Parasnya cantik. Hidung bangur danmatanya berkilauan seperti mata seorang india. Tahi lalat di atasbibirnya dan rambutnya yang ikal bergelombang-lombangmenyempurnakan kecantikannya itu.
2.         Narasi (narration) secara harafiah bermakna kisah atau cerita. Paragrafnarasi bertujuan mengisahkan atau menceritakan. Paragraf narasikadang-kadang mirip dengan paragraf deskripsi. Bedanya, narasimementingkan urutan dan biasanya ada tokoh yang diceritakan.Paragraf narasi tidak hanya terdapat dalam karya fiksi (cerpen dan novel),tetapi sering pula terdapat dalam tulisan nonfiksi
Contoh :
Sejarah perbankan syariah diawali sebelas tahun lalu, ketika BankMuamalat mulai beroperasi pada 1 Mei 1992, dengan total komitmen modaldisetor sebesar Rp 106.126.382.000,- (Bank Muamalat, 1993) Pada masa-masaawal operasinya, keberadaan bank syariah belumlah memperolehperhatian yang optimal dalam tatanan sektor perbankan nasional. Landasanhukum operasi bank yang menggunakan sistem syariah, saat itu hanyadikategorikan sebagai “bank dengan sistem bagi hasil”; tanpa rincianlandasan hukum syariah serta jenis-jenis usaha yang diperbolehkan. Hal initercermin dari UU No. 7 Tahun 1992, di mana pembahasan mengenaiperbankan dengan sistem bagi hasil hanya diuraikan sepintas lalu.(Ali Mutasowifin, Menggagas Strategi Pengembangan Perbankan Syariah Di Pasar Nonmuslim)
3.         Paragraf eksposisi bertujuan memaparkan, menjelaskan,menyampaikan informasi, mengajarkan, dan menerangkan sesuatutanpa disertai ajakan atau desakan agar pembaca menerima ataumengikutinya. Paragraf eksposisi biasanya digunakan untukmenyajikan pengetahuan/ilmu, definisi, pengertian, langkah-langkahsuatu kegiatan, metode, cara, dan proses terjadinya sesuatu.
Contoh :
Dalam upaya penciptaan efisiensi operasional dan daya saing banksyariah seperti tersebut di atas, perlu diperhatikan pencapaian economies ofscale serta economies of scope dari perbankan syariah.Dalam kaitannyadengan hal inilah perluasan cakupan pasar dengan juga memberikanperhatian pada pasar rasional dan nonmuslim menemukan relevansinya.(Ali Mutasowifin, Menggagas Strategi Pengembangan Perbankan Syariah Di Pasar Nonmuslim)
4.          Istilah argumentasi diturunkan dari verba to argue (Ing) yang artinyamembuktikan atau menyampaikan alasan. Paragraf argumentasibertujuan menyampaikan suatu pendapat, konsepsi, atau opini tertuliskepada pembaca. Untuk meyakinkan pembaca bahwa yang disampaikanitu benar, penulis menyertakan bukti, Contoh, dan berbagai alasanyang sulit dibantah.
Contoh :
Secara umum perkembangan kinerja keuangan perbankan syariah di Indonesia dapat diringkas pada Tabel 2 berikut. Data-data yang ada menunjukan bahwa perbankan syariah mampu terus bertumbuh baik dalam sisi asset, perolehan laba maupun pengumpulan dana pihak ketiga. Sepanjang 2002 hingga September 2009, asset perbankan syariah tumbuh dari Rp 4.045 Miliyar menjadi Rp 58.034 Miliyar.Jumlah ini menunjukkan pertumbuhan positif setiap tahunnya yang bahkan mencapai 90% lebih pada 2003 dan 2004.Sedangkan untuk tahun selanjutnya pertumbuhan berkisar di antara 17% hingga 36% per tahun. (Yuli Ardiyansyah,Kinerja Keuangan Perbankan Syariah di Indonesia dan Kontribusinya bagi Pembangunan Nasional)
5.         Persuasi diturunkan dari verba to persuade yang artinya membujuk, ataumenyarankan. Paragraf persuasi merupakan kelanjutan ataupengembangan paragraf argumentasi. Persuasi mula-mula memaparkangagasan dengan alasan, bukti, atau contoh untuk meyakinkan pembaca.Kemudian diikuti dengan ajakan, bujukan, rayuan, imbauan, atau sarankepada pembaca. Beda argumentasi dengan persuasi terletak pada sasaranyang ingin dibidik oleh paragraf tersebut. Argumentasi menitikberatkansasaran pada logika pembaca, sedangkan persuasi pada emosi/perasaanpembaca walaupun tidak melepaskan logika. Dengan kata lain, yangdigarap paragraf argumentasi adalah benar salahnya gagasan/pendapat.Sementara itu, paragraf persuasi menggarap pembaca agar maumengikuti kehendak penulis.
Contoh :
Tidak dapat disangkal bahwa praktik berpidato menjadi semacam obat kuat untuk membangun rasa percaya diri.Bilarasa percaya diri itu suduh semakin besar, pembicara dapattampil tenang tanpa digoda rasa malu, takut, dangrogi.ketenangan inilah yang menjadi modal utama untukmeraih keberhasilan pidato.Oleh Karena itu, untukmemperoleh keterampilan atau bahkan kemahiran berpidato,anda harus melaksanakan praktik berpidato.
E.     Syarat-Syarat Pembentukan Paragaf
Dalam pengembangan paragraf, kita harus menyajikan danmengorganisasikan gagasan menjadi suatu paragraf yang memenuhi persyaratan.Persyaratan itu ialah kesatuan, kepaduan, dan kelengkapan:[6]
1.         Kesatuan
Tiap paragraf hanya mengandung satu gagasan pokok atau satutopik.Fungsi paragraf ialah mengembangkan topik tersebut. Olehsebab itu, dalam pengembangannya tidak boleh terdapat unsur-unsuryang sama sekali tidak berhubungan dengan topik atau gagasan pokoktersebut .Penyimpangan akan menyulitkan pembaca. Jadi, satu paragraph hanya boleh mengandung satu gagasan pokok atau topik.Semua kalimatdalam paragraf harus membicarakan gagasan pokok tersebut.
Paragraf dianggap mempunyai kesatuan, jika kalimat-kalimat dalamparagraf itu tidak terlepas dari topiknya atau selalu relevan dengan topik.Semua kalimat terfokus pada topik dan mencegah masuknya hal-hal yangtidak relevan.Penulis yang masih dalam taraf belajar (tahap pemula) seringmendapat kesulitan dalam memelihara kesatuan ini.


2.         Kepaduan
Syarat kedua yang harus dipenuhi oleh sebuah paragraf ialahkoherensi atau kepaduan.Satu paragraf bukanlah merupakan kumpulanatau tumpukan kalimat yang masing-masing berdiri sendiri atau terlepas,tetapi dibangun oleh kalimat -kalimat yang mempunyai hubungantimbal balik.Pembaca dapat dengan mudah memahami dan mengikuti jalanpikiran penulis tanpa hambatan karena adanya loncatan pikiran yangmembingungkan. Urutan pikiran yang teratur, akan memperlihatkanadanya kepaduan. Jadi, kepaduan atau koherensi dititik beratkan padahubungan antara kalimat dengan kalimat.Kepaduan dalam sebuah paragraf dibangun denganmemperhatikan:
a. Unsur kebahasaan yang digambarkan dengan
1) Repetisi atau pengulangan kata kunci
2) kata ganti
3) kata transisi atau ungkapan penghubung
b. Pemerincian dan urutan isi paragraf
3.         Kelengkapan
suatu paragraf dikatakan lengkap, jika berisi kalimat-kalimatpenjelas yang cukup untuk menunjang kejelasan kalimat topik atau kalimatutama. Sebaliknya suatu paragraf dikatakan tidak lengkap, jika tidakdikembangkan atau hanya diperluas dengan pengulangan-pengulangan.
F.     Mengembangkan Paragaf
Pengembangan paragraf dapat dibedakan berdasarkan teknik dan isi paragraf.[7]
1.      Berdasarkan Teknik
a.       Secara alamiah
Dalam hal ini penulis sekedar menggunakan pola yang sudah ada padaobjek atau kejadian yang dibicarakan. Susunan logis ini mengenal dua macamurutan :
1) Urutan ruang (spesial) yang membaca dari satu titik ke titik berikutnyayang berdekatan dalam sebuah ruang. Misalnya gambaran dari depan kebelakang, dari luar ke dalam, dari atas ke bawah, dari kanan ke kiri, dansebagainya.
2) Urutan waktu (urutan kronologi s) yang menggambarkan urutanterjadinya peristiwa, perbuatan atau tindakan.
b.       Klimaks dan Antiklimaks
Pikiran utama mula-mula diperinci dengan sebuah gagasanbawahan yang dianggap paling rendah kedudukannya.Kemudianberangsur-angsur dengan gagasan-gagasan lain hingga ke gagasan yangpaling tinggi kedudukannya atau kepentingannya.

c.       Umum ke Khusus, Khusus ke Umum
Cara ini paling banyak digunakan dalam pengembangan paragraf, baikdari Umum ke khusus atau sebaliknya dari khusus ke umum.Dalam bentukUmum ke khusus, pikiran utama diletakkan pada awal paragraf, kemudiandiikuti dengan perincian -perincian.Sebaliknya dari khusus ke umum,dimulai dengan perincian-perincian dan diakhiri dengan kalimat utama.Karya ilmiah umumnya berbentuk deduktif artinya dari umum ke khusus.
2.      Berdasarkan Isi
a) Perbandingan dan Pertentangan.
Untuk menambah kejelasan sebuah paparan, kadang-kadang penulisberusaha membandingkan atau mempertentangkan.Dalam hal ini penulismenunjukkan persamaan dan perbedaan antara 2 hal tersebut.Yang dapat dibandingkan adalah dua hal yang tingkatannya sama dan kedua
hal itu mempunyai persamaan dan perbedaan.
Perhatikan contoh berikut:
Hasil penelitian ini menemukan bahwaterdapat perbedaan persepsi terhadapkeberadaan bank syariah disbanding dengan bank konvensional. Dari 124responden nasabah bank konvensional,sebanyak 51,4% menyatakan bahwakonsep bunga bertentangan dengan ajaranagama. Namun demikian mereka tetapmemilih untuk tetap berhubungan denganberbagai produk yang ditawarkan bankkonvensional. Hanya 29,8% dari jumlahresponden yang menyatakan dengan tegasbahwa konsep bunga tidak bertentangandengan ajaran agama, sehingga dapatmenjadikan ligitimasi bagi mereka untuktetap berhubungan dengan berbagaiproduk bank konvensional. Sementarasisanya (18,5%) berpendapat bahwamereka tidak tahu; apakah bungabertentangan dengan agama. (Identifikasi Faktor Penentu Keputusan Konsumen dalam Memilih Jasa Perbankan: Bank Syariah VS Bank Konvensional
b) Analogi
Analogi biasanya digunakan untuk membandingkan sesuatu yang sudahdikenal umum dengan yang tidak atau kurang dikenal umum.Gunanya untukmenjelaskan hal yang kurang dikenal tersebut.
Perhatikan contoh berikut:
Perkembangan teknologi sungguh menakjubkun.Kehebatannya menandingi kesaktian para satria dan dewa dalam cerita wayang.Kereta-kereta tanpa kuda, tanpa sapi, dan tanpa kerbau.Jakarta-Surabaya telah dapat ditempuh dalam sehari.Deretan gerbang yang panjung penuh barang dan orang, hanya ditarik dengan kekuatan air semata. Jaringan jalan kereta api telah membelah-belah pulau. Asap yang mewarnai tanah air dengan garis hitam, semakin pudar untuk hilang ke dalam ketiadaan. Dunia rasanya tidak berjarak lagi, telah dihilangkan dengan kawat.Kekuatan bukau lagi monopoli gajah dan badak, tepapi telah diganti dengan benda-benda kecil buatan manusia.
c) Contoh-contoh
Sebuah generalisasi yang terlalu umum sifatnya agar dapat memberikanpenjelasan kepada pembaca, kadang-kadang memerlukan contoh-contohyang konkret.Dalam hal ini sumber pengalaman sangat efektif.
Perhatikan contoh berikut:
Masih berkisar tentang pencemaran lingkungan, gubernurJawa Tengah, Mulyadi, memberi contoh tentang jambu mete dimayong Jepara yang diserang ulat kipat atau criculaTrifenestrata. Ulat ini timbul akibat berdirinya peternakan ayamdi tengah-tengah perkebunan tersebut. Menurut Gubernur, izinpeternakan ayam di Mayong itu diberikan untuk meningkatkankesejahteraan masyarakat.
d) Sebab-akibat
Hubungan kalimat dalam sebuah paragraf dapat berbentuk sebab akibat.Dalam hal ini Sebab dapat berfungsi sebagai pikiran utama, dan akibatsebagai pikiran penjelas.Dapat juga sebaliknya.Akibat sebagai pikiran utamadan untuk memahami akibat ini dikemukakan sejumah penyebab sebagaiperinciannya.
Perhatikan contoh berikut:
Jalan kebun jati akhir-akhir ini kembali macet dansemerawut. Lebih dari separuh jalan kendaraan kembali tersitaoleh kegiatan perdagangan dan kaki lima. Untuk mengatasinya,pemerintah akan memasang pagar pemisah antara jalankendaraan dengan trotoar. Pagar ini juga berfungsi sebagaibatas pemasangan tenda pedagang kaki lima tempat merekadiijinkan berdagang. Pemasangan pagar ini terpaksa dilakukanmengingat pelanggaran pedagang kaki lima di lokasi itu sudahsangat keterlaluan, sehingga menimbulkan kemacetan lalulintas.
e) Definisi Luas
teknik ini merupakan pemberian penjelasan tentang sesuatu dengan beberapa kalimat untuk memperjelas definisi. kadang-kadang penulis terpaksamenguraikan dengan beberapa kalimat, bahkan beberapa alinea.
Perhatikan contoh berikut:
Pengajaran mengarang sebagai kegiatan terpadu, biasanyaditunda sampai siswa agak mampu menggunakan bahasa lisan,seperti dalam pelajaran membaca. Pada tahap awal, latihanmengarang itu biasanya digunakan untuk memperkuat kemampuandasar seperti : ejaan, pungtuasi, kosa kata, kalimat, dan lain-lain.Kemudian kemampuan mengarang dijadikan pelajarantersendiri, yakni pengajaran mengarang.Jadi, mengarangadalah suatu kemampuan yang kompleks yang menggabungkansejumlah unsur kemampuan yang berlain-lainan.
f) Klasifikasi
Dalam pengembangan karangan, kadang-kadang kita mengelompokkanhal-hal yang mempunyai persamaan.Pengelompokkan ini biasanya diperincilagi lebih lanjut ke dalam kelompok-kelompok yang lebih kecil.
Perhatikan contoh berikut:
Dalam karang-mengarang atau tulis-menulis, dituntutbeberapa kemampuan antara lain kemampuan yangberhubungan dengan kebahasaan dan kemampuanpengembangan atau penyaj ian. Yang termasukkemampuan kebahasaan adalah kemampuan menerapkanejaan, pungtuasi , kosa kata, diksi, dan kalimat.Sedangkan yang dimaksud dengan kemampuanpengembangan ialah kemampuan menata paragraf,kemampuan membedakan pokok bahasa, subpokokbahasa, dan kemampuan memabagi pokok bahasa dalam urutan yang sistematik.



[1]Siti Annijat Maimunah, Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi, (Malang: UIN-MALIKI PRESS,2011), hlm.31.
[2]Ibid., hlm.32.
[3]Ibid., hlm.33.
[4] Ngalimun Syahroni, et.all.,Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi (Yogyakarta: Aswaja Pressindo, 2013), hal. 49-50
[5]Ibid.,hlm.58-60.
[6]Ibid.,hlm.50-53.
[7]Ibid.,hlm.54-58.

Ragam Ilmiah

BAB I
PENDAHULUAN


A.     Latar Belakang

Dalam kehidupan social dan sehari-hari masyarakat Indonesia, baik secara lisan maupun tulisan, digunakan berbagai bahasa daerah termasuk dialeknya , bahasa Indonesia, dan / atau bahasa asing. Bahkan, dalam situasi tertentu, seperti dalam keluarga perkawinan campuran digunakan pula bahasa yang bersifat campuran, yaitu campuran antara bahasa Indonesia dan salah satu atau kedua bahasa ibu pasangan perkawinan campuran itu (Lumintaintang 1982: 73).
Dalam situasi kebahasaan seperti itu, timbul berbagai ragam atau variasi bahasa sesuai dengan keperluannya, baik secara lisan maupun tulisan. Timbulnya ragam bahasa tersebut disebabkan oleh latar belakang sosial, budaya, pendidikan, dan bahasa para pemakainya itu
            Yang dimaksud dengan ragam atau variasi bahasa adalah bentuk atau wujud bahasa yang ditandai oleh ciri-ciri linguistik tertentu, seperti fonologi, morfologi, dan sintaksis. Di samping ditandai oleh ciri-ciri linguistik, timbulnya ragam bahasa juga ditandai oleh ciri-ciri nonlinguistik, misalnya, lokalisasi atau tempat penggunaannya, lingkungan sosial pemakainya, dan lingkungan keprofesian pemakai bahasa yang bersangkutan.

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan diatas dapat dirumuskan rumus­an masalah sebagai berikut :
1.  Apa pengertian dari Ragam Bahasa Ilmiah  itu ?
2.   Menjelaskan Ranah Penggunaan Bahasa Ragam Ilmiah ?
3.  Menjelaskan Ciri-ciri Bahasa Ragam Ilmiah ?

C. Tujuan
1.  Untuk mengetahui pengertian dari  itu Ragam Bahasa Ilmiah.
2.  Untuk memahami Ranah Penggunaan Bahasa Ragam Ilmiah.
3.  Untuk mengetahui Ciri-ciri Bahasa Ragam Ilmiah.





BAB II
PEMBAHASAN

A.Pengertian Ragam Bahasa Ilmiah

            Ilmiah itu merupakan kualitas dari tulisan yang membahas persoalan dalam bahasa indonesia bidang ilmu tertentu. Kualitas keilmuan itu didukung juga oleh pemakaian bahasa dalam ragam ilmiah. Jadi, ragam bahasa ilmiah itu mempunyai sumbangan yang tidak kecil terhadap kualitas tulisan ilmiah.
Ragam ilmiah merupakan pemakaian bahasayang mewadahi dan mencerminkan sifat keilmuan dari karya ilmiah.sebagai  wadah, ragam ilmiah harus menjadi ungkapan yang tetap bagi kerumitan (sofistifikasi) pemikiran dalam karya ilmiah. Dari pemakaian ragam ilmiah itu juga bukan saja tercermin sikap ilmiah, melainkan juga hati-hatian, kecendekiaan, kecermatan, kebijaksanaan (wisdom) dan kecerdasandari penulisnya.
Bahasa Indonesia Ragam Ilmiah merupakan salah satu ragam Bahasa Indonesia yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah. Sebagai bahasa yang digunakan untuk memaparkan fakta, konsep, prinsip,teori, atau gabungan dari keempatnya, Bahasa Indonesia diharapkan dapat menjadi media yang efektif untuk komunikasi ilmiah, baik secara tertulis maupun lisan.

B.Ranah Penggunaan Bahasa Ragam Ilmiah
Penggunaan bahasa dalam berbagai karya ilmiah adalah sebagai berikut ;
a.       Laporan berbentuk naskah
Contoh : artikel makalah, laporan hasil penelitian, laporan surat.
b.Skripsi (pada S1), Tesis (pada S2), Desertasi (pada S3)
c. Laporan pekerjaan yang berbentuk surat/ naskah
d.  Laporan pertanggung jawaban
Contoh : laporan kegiatan, keuangan, laporan pemegang saham.

C.Ciri-ciri Bahasa Ragam Ilmiah

Ciri-ciri bahasa ragam ilmiah pada dasarnya ada dua, yaitu ciri umum dan ciri khusus. Ciri umumnya adalah bahasa yang digunakan harus bersifat ilmiah, artinya sesuai dengan kaidah tata bahasa baku bahasa Indonesia. Ciri-ciri khusunya adalah:
(a)    Cendekia
(b)   Lugas dan logis
(c)    Jelas
(d)   Ringks dan padat
(e)    Formal dan objektif
(f)    Gagasan sebagai pangkal tolak
(g)   Penggunaan istilah teknis
(h)   Konsisten

A.Cendekia
Ciri cendekia yang dimaksud adalah bahasa Indonesia yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah mampu mengungkapakan hasil berpikir logis secara tepat. Hal itu diwujudkan dalam penyusunan atau pengorganisasian bahasa secara sistematis, artinya teratur dan runtut sehingga menunjukkan kelogisan berpikir seseorang atau penulis.
B.Lugas dan Logis
Ciri lugas yang dimaksud adalah bahasa Indonesia yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah harus bermakna harafiah dan tidak bermakna ganda, sedangkan ciri logis adalah bahasa Indonesia yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah sesuai dengan logika atau dapat diterima oleh akal sehat. Hal itu membantu penulis dalam mengungkapkan pola pikir atau gagasannya dan membantu pembaca dalam memahami gagasan atau pola pikir penulis.
C.Jelas
Ciri jelas yang dimaksud adalah bahasa Indonesia yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah jelas struktur kalimat dan maknanya. Hal itu sangat membantu penulis dalam memaparkan gagasan atau pola pikirannya dan mempermudah pembaca untuk memahami makna yang dimaksudkan.
  D.Padat dan Ringkas
Padat yang dimaaksud adalah gagasan atau pola pikir yang akan diungkapakan tidak tercampur unsur-unsur lain yang tidak ada hubungannya atau tidak diperdulikan. Ciri ringkas yang dimaksud adalah bahasa Indonesia yang digunakan dalam penulisan a ilmiah harus singkat, tidak menggunakan kata-kata yang berlebihan (mubazir). Dengan demikian, penulisan karya tulis ilmiah menunjukkan gagasan atau pola pikir yang padat dan tertuang dalam kalimat yang ringkas.


E.Formal dan Objektif

Formal yang dimaksud mengacu pada pandangan bahwa komunikasi ilmiah melalui tulisan ilmiah merupakan komunikasi formal atau resmi sehingga bahasa Indonesia yang digunakannya harus bahasa Indonesia formal, artinya bahasa Indonesia yang digunakan harus bahasa yang dalam situasi formal atau resmi pada struktur bahasa yang mencakup seluruh tataran struktur kebahasaan. Penggunaan bahasa seperti itulah yang menunjukkan ciri objektif, yaitu daoat diukur kebenarannya secara terbuka umum.

F.Gagasan sebagai Pangkal Tolak
Gagasan sebagai pangkal tolak yang dimaksud adalah bahasa yang yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah harus berorientasi pada gagasan atau pola pikir bukan pada penulis. Gagasan sebagai pangkal tolak terkait dengan objektivitas

G.Penggunaan Istilah Teknis
penulis, artinya penggunaan bahasa tersebut secara dominan harus bertolak pada objek yang dibicarakan dan bukan pada penulis secara pribadi. Oleh karena itu, objektivitas harus ditandai dengan upaya penulis untuk menghindari penggunaan kata saya,kami, dan kita.

Ciri penggunaan istilah teknis yang dimaksud adalah bahasa Indonesia yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah harus berfungsi sebagai wacana teknis, artinya sesuai dengan bidang keilmuannya yang dilengkapi dengan peristilahan teknis yang meliputi penulisan angka, lambing, dan istilah sesuai dengan bidang ilmu.

H.Konsisten
Ciri konsisten yang dimaksud adalah bahasa Indonesia yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah mulai dari tataran terkecil sampai dengan tataran terbesar dan terluas (keseluruhan struktur bahasa) harus ajeg. Arti ajeg adalah taat asas atau selalu menggunakan bentuk-bentuk atau unsur-unsur tersebut dari awal tulisan sampai akhir tulisan.

Contoh-contoh Bahasa Indonesia Ragam Ilmiah

Keseluruhan ciri bahasa Indonesia ragam ilmiah seperti yang telah disebutkan harus terwujud dalam karya tulis ilmiah yang dibuat oleh penulis. Untuk itu, perhatikan contoh-contoh dan ciri-ciri penulisan karya ilmiah berikut. Contoh-contoh berikut disajikan dalam bentuk yang salah sekaligus bentuk yang benar.

A.Cendekia
Contoh :
1)      Kemajuan informasi pada era globalisasi ini dikhawatirkan akan terjadi pergeseran nilai-nilai moral bangsa Indonesia terutama pengaruh budaya barat yang masuk ke Negara Indonesia yang dimungkinkan tidak sesuai dengan nili-nilai budaya dan moral bangsa Indonesia.
2)      Pergeseran nilai-nilai budaya bangsa terjadi karena masuknya pengaruh budaya barat ke Indonesia.

B.Lugas dan Logis
Contoh:
1)      Kalau pada zaman Sunan Kalijaga dalam kesenian wayang termasuk ceritanya digunakan sebagai media penyebaran agama. Maka di masa sekarang lebih tepat apabila penanaman budi pekerti dalam cerita wayang melalui pengajaran apresiasi.
2)      Kalau pada zaman Kalijaga, kesenian wayang, termasuk ceritanya, digunakan sebagai media penyebaran agama, sekarang, kesenian wayang digunakan sebagai media penanaman budi pekerti melalui apresiasi.
3)      Saat terjadi kekacauan di pasar, pencuri berhasil ditangkap sama polisi.
4)      Saat terjadi kekacauan di pasar, polisi berhasil menangkap pencuri
C.Jelas
Contoh:
1)      Untuk mengetahui apakah baik dan buruknya pribadi seseorang dari tingkah dan lakunya sehari-hari.
2)      Baik buruknya pribadi seseorang dapat dilihat dari tingkah lakunya sehari-hari.
3)      Perkara diajukan kemeja hijau berjumlah lima puluh satu. Sedangkan perkara disidangkan berjumlah dua puluh satu. 
4)      Perkara yang diajukan ke meja hijau berjumlah 51 buah, sedangkan perkara yang telah disidangkan berjumlah 21 buah.

D.Padat dan Ringkas
Contoh:
1)      Pendidikan agama di sekolah dasar bagaimanapun tidak akan terlaksana dengan baik tanpa adanya dukungan yang baik pula dari orang tua murid dalam keluarga.
2)      Pendidikan agama di SD tidak akan terlaksana dengan baik tanpa dukungan orang tua.

E.Formal dan Objektif
Contoh:
1)      Menurut Moeliono mengatakan bahwa bahasa ilmiah itu lugas, eksak, dan menghindari kesamaran dan ketaksaan dalam pengungkapan. (1989)
2)      Menurut Moeliono (1989), bahasa ilmiah itu lugas, eksak, dan menghindari kesamaran dan ketaksaan dalam pengungkapan.
3)      Moeliono (1989) mengatakan bahwa bahasa ilmiah itu lugas, eksak, dan menghindari kesamaran dan ketaksaan dalam pengungkapan.

F.Gagasan Sebagai Pangkal Tolak
Contoh:
1)      Kita semua tahu bahwa pendidikan itu dilingkungan keluarga sangat penting dalam menanamkan moral Pancasila.
2)      Perlu diketahui bahwa pendidikan di lingkungan keluarga sangat penting dalam penanaman moral Pancasila.

G.Penggunaan Istilah Teknis
Contoh:
1)      Hazard Analysis Critical Control Point/HACCP adalah sistem penjaminan mutu dan keamanan pangan yang sangat dianjurkan oleh badan keamanan pangan internasional Codex Alimentarius Commission untuk diterapkan di industry pangan.
2)      Hazard Anaylisis Critical Control Point (HACCP) adala sistem penjaminan mutu dan keamanan pangan yang sangat dianjurkan oleh badan keamanan pangan internasional Codex Alimentarius Commission (CAC) untuk diterapkan di industri pangan.

H.Konsisten
Contoh:
1)      Perlucutan senjata di wilayah Bosnia itu tidak penting bagi muslim Bosnia. Untik mereka yang penting adalah pencabutan embargo senjata.
2)      Perluncutan senjata di wilayah Bosnia itu tidak penting bagi muslim Bosnia. Bagi mereka yang penting adalah pencabutan embargo senjata.



BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan

Dalam kehidupan social dan sehari-hari masyarakat Indonesia, baik secara lisan maupun tulisan, digunakan berbagai bahasa daerah termasuk dialeknya , bahasa Indonesia, dan / atau bahasa asing. Bahkan, dalam situasi tertentu.Bahasa Indonesia Ragam Ilmiah merupakan salah satu ragam Bahasa Indonesia yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah. Sebagai bahasa yang digunakan untuk memaparkan fakta, konsep, prinsip,teori, atau gabungan dari keempatnya, Bahasa Indonesia diharapkan dapat menjadi media yang efektif untuk komunikasi ilmiah, baik secara tertulis maupun lisan.Ranah Penggunaan Bahasa Ragam Ilmiah meliputi;Laporan berbentuk naskah, Skripsi (pada S1), Tesis (pada S2), Desertasi (pada S3), Laporan pekerjaan yang berbentuk surat/ naskah, Laporan pertanggung jawaban. Ciri-ciri Bahasa Ragam Ilmiah meliputi :Cendekia, Lugas dan logis, Jelas, Ringkas dan padat , Formal dan objektif, Gagasan sebagai pangkal tolak, Penggunaan istilah teknis, Konsisten.

B.     Saran dan Kritik

Dalam penulisan makalah ini masih terdapat beberapa kekurangan dan kesalahan, baik dari segi penulisan maupun dari segi penyusunan kalimatnya dan dari segi isi juga masih perlu ditambahkan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kepada para pembaca makalah ini agar dapat memberikan kritkan dan masukan yang bersifat membangun.













DAFTAR PUSTAKA

Khaerudin Kurniawan. Bahasa Indonesia Keilmuan untuk Perguruan Tinggi. Bandung: PT Refika Aditama,2012.
         http://akulupa.blogspot.co.id/2014/04/ragam-bahasa-ilmiah-html?m=1