Rabu, 30 November 2016

Teknik Penguraian Pembahasan dan Penutup



BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Menulis karya tulis ilmiah yang bersumber dari penelitian adalah menulis laporan penelitian dan artikel untuk jurnal ilmiah. Oleh sebab itu, format penulisannya menyesuaikan dengan format penelitian. Format penelitian sangat tergantung dengan metode penelitian yang digunakan, di mana setiap metode memiliki format tersendiri. Format dalam menulis karya ilmiah merupakan alur-alur jalan pikiran yang terdapat dalam sebuah penelitian yang dikaitkan dengan proses penulisan. Dan didalam dunia informasi ada berbagai macam bentuk penyampaian informasi berita, salah satunya adalah penulisan ilmiah. Penulisan ilmiah ini dapat berupa karya ilmiah, artikel, makalah dan skripsi.
Dalam pembahasan ini kita tidak akan menekankan pada bagian terpenting dari keseluruhan artikel ilmiah yaitu tujuan pembahasan yang disimpulkan dari hasil-hasil penelitian secara eksplisit dan pembandingan harus disertai rujukan. Adapun teknik/cara mengembangkan ide dan merakit bahasan untuk suatu subtopik agar menjadi suatu kesatuan yang utuh dapat mudah dipahami yaitu dengan cara menggunakan teknik logis, teknik interpretasi, tekinik klasifikasi, teknik hubungan sebab dan akibat, dan teknik perbedaan dan persamaan.
Dalam bagian penulisan teknik penutupan artikel dapat dilakukan dengan menggunkan teknik yaitu, Penegasan kembali atau ringkasan dari pembahasan yang telah dilakukan tanpa di ikuti oleh kesimpulan dan Menarik kesimpulan dari apa yang telah dibahas pada teks makalah.
Setiap penulisan ilmiah biasanya diikuti dengan suatu penelitian, yang kemudian nantinya hasil dapat disusun dan diurutkan dalam bentuk tulisan. Untuk mempelajari lebih lanjut dan mendalam tentang penulisan ilmiah maka akan dibahas melalui bab pembahasan dan bab penutupan.

B.       Rumusan Masalah
1.      Bagaimana teknik penguraian pembahasan ?
2.      Bagaimana teknik penulisan penutup ?

C.      Tujuan Penulisan Makalah
1.      Untuk memahami teknik penguraian pembahasan.
2.      Untuk memahami teknik penulisan penutup


BAB II
PEMBAHASAN

A.      Teknik Penguraian Pembahasan
Pembahasan merupakan bagian terpenting artikel sebagai hasil penelitian. Penulis artikel menjawab pertanyaan penelitian dan menunjukkan bagaimana temuan tersebut diperoleh, menginterprestasikan temuan, menguraikan temuan dengan struktruk pengetahuan yang telah mapan dan memunculkan teori atau modifikasi dari teori yang telah ada.[1]
Tujuan pembahasan adalah :
a)      Menjawab masalah penelitian atau menunjukkan bagaimana tujuan penelitian itu dicapai.
b)      Menafsirkan temuan-temuan.
c)      Mengintegrasikan temuan penelitian ke dalam kumpulan pengetahuan yang telah mapan.
d)     Menyusun tepribaru atau memodifikasi teori yang ada.[2]
Dalam menjawab masalah penelitian atau tujuan penelitian, harus disimpulkan hasil-hasil penelitian secara eksplisit.
Misalnya, dinyatakan bahwa penelitian bertujuan untuk melihat pengaruh inflasi, tingkat suku bunga (BI rate), dan kurs terhadap profibilitas Bank Syariah di Indonesia, maka dalam bagian pembahasan haruslah diuraikan pengaruh inflasi, tingkat suku bunga (BI rate), dan kurs terhadap profibilitas Bank Syariah di Indonesia sehingga manejemen Bank Syariah dapat menentukan kebijakan yang tepat terkait perubahan-perubahan kondisi makro ekonomi yang mengalami perubahan sesuai dengan hasil penelitian.

Penafsiran terhadap temuan dilakukan dengan menggunakan logika dan teori-teori yang ada.
Misalnya, Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Abduh dan Yameen Idrees (2013) yang bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi profitabilitas bank Islam di Malaysia. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa variabel makro ekonomi, yaitu inflasi berdampak positif dan signifikan terhadap profitabilitas Bank Syariah.
Temuan diintegrasikan kedalam kumpulan pengetahuan yang sudah ada dengan jelas membandingkan temuan itu dengan temuan penelitian sebelumnya, atau dengan teori yang ada, atau dengan kenyataan di lapangan.
Pembandingan harus disertai rujukan. Jika penelitian ini menelaah teori (penelitian dasar), teori yang lama bisa dikonfirmasi atau ditolak, sebagian atau seluruhnya. Penolakan sebagian dari teori haruslah disertai dengan modifikasi teori, dan penolakan terhadap seluruh teori haruslah disertai dengan rumusan teori baru. Untuk penelitian kualitatif bagian ini dapat pula memuat ide-ide peneliti, keterkaitan antara kategori-kategori dan dimensi-dimensi serta posisi temuan atau penelitian terhadap temuan dan teori sebelumnya.[3]
Adapun Teknik Menguraikan bahasan/isi dalam Artikel Penelitian dibagi menjadi 7 yaitu :
1.      Pemberian Contoh.
Teknik ini diawali dengan mengungkapkan kalimat topic (KT) kemudian diikuti dengan contoh-contoh (C).[4]
Teknik ini dapat dirumuskan dengan : KT + C1 + C2 + Cn
Contoh :
Meskipun BI rate naik, akan tetapi profitabilitas bank syariah tetap meningkat. hal tersebut dikarenakan jiak tingkat suku bunga naik maka bank syariah melakukan beberapa kebijakan internal, diantaranya dengan menaikkan nisbah bagi hasil yang ditawarkan. Contohnya, bank syariah  meningkatkan fee / bagi hsil pada tabungan dan deposito sehingga akan meningkatkan minat masyarakat untuk menyimpan dana di bank syariah. Selain itu juga memberikan margin yang lebih rendah dibanding dengan bunga kredit bank konvensional sehingga membuat pembiayaan bank syariah menarik bagi investor dibanding bank konvensional.
2.      Pembandingan.
Teknik persamaan diuraikan dengan menampilkan kalimat topic (KT) dan diikuti dengan paparan tentang persamaan-persamaannya (S), yang tentu saja lebih dari satu.[5]
Teknik ini dapat dirumuskan dengan : KT + S1 + S2 + Sn
Contoh :
Berbicara riba identik dengan bunga bank atau rente, sering kita dengar di tengah-tengah masyarakat bahawa rente disamakan dengan riba. Pendapat itu disebabkan rente dan riba merupakan “ bunga” uang, karena mempunyai arti yang sama yaitu sama-sama bunga, maka hukumnya sama yaitu haram.
Dalam preteknya, rente merupakan keuntungan yang diperoleh pihak bank atas jasanya yang telah meminjamkan uang kepada debitur dengan dalih untuk usaha produktf, sehingga dengan uang pinjaman tersebut usahanya menjadi maju dan lancar, dan keuntungan yang diperoleh semakin besar. Tetapi dalam akad kedua belah pihak baik kreditur (bank) maupun debitur (nasabah) sama-sama sepakat atas keuntungan yang akan diperoleh pihak bank.
3.    Klasifikasi.
Dalam teknik klasifikasi penulis mengelompokkan hal yang sudah dikemukakan dalam kalimat topiknya atas dasar criteria pengelompokan tertentu. Teknik klasifikasi diuraikan dengan menampilkan kalimat topic (KT) yang berupa gagasan pokok pengklasifikasian, kemudian diikuti rincian klasifikasi (RK).[6]
Teknik dapat dirumuskan dengan KT + RK1 + RK2 +RKn
Contoh :
Pada dasarnya riba terbagi menjadi dua mcam yaitu riba akibat hutang piutang yang telah dijelaskan tentag keharammanya dalam Al-qur’an, dan riba jual beli yang juga telah dijelaskan boleh dan tidaknya dalam bertransakasi dalam as-sunnah.
a.       Riba akibat hutang  piutang disebut riba Qardh, yaitu sesuatu menfaat atau tingkat kelebihan tertentu yang disyaratkan terhadap yang berhutang (Muqtarid) dan riba jahiliyah, yaitu hutang yang dibayar dari pokoknya, karena si peminjam tidak mampu membayar hutangnya pada waktu yang ditetapkan.
b.      Riba akibat jual beli disebut riba Fadl, yaitu pertukaran antar barang sejenis dengan kadar atau takaran yang berbeda dan barang yang dipertukarakan termasuk dalam jenis barang rebawi.
4.      Analisis Proses.
Memaparkan proses berarti memberikan penjelasan tentang bagaimana bekerjanya sesuatu, bagaimana terjadinya sesuatu, bagaimana membuat sesuatu, dan bagaimana mengerjakan sesuatu.[7]
Contoh :
Sudah jelas diketahui bahwa Islam melarang riba dan memasukkannya dalm dosa besar. Tetapi Allah SWT dalam mengharamkan riba menempuh metode secara gredual (step by step). Metode ini ditempuh agar tidak mengagetkan mereka yang telah biasa melakukan perbuatan riba dengan maksud membimbing manusaia secara mudah dan lemah lembut untuk mengalihkan kebisaan mereka yang telah mengakar, mendarah daging yang melekat dalam kehidupan perekonomian jahiliyah. Ayat yang diturunkan pertama yang dilakukan secara temporer yang pada akhirnya ditetapkan secara permanen dan tuntas melalui 4 tahapan.


Tahap pertama
............................................................................................................................

Tahap kedua
...........................................................................................................................
Tahap ketiga
............................................................................................................................
Tahap keempat
...........................................................................................................................
5.      Analisis Sebab-Akibat.
Teknik sebab-akibat adalah teknik penjabaran yang membahas sebab-sebab terjadinya sesuatu kemudian diikuti pembahasan mengenai akibat-akibatnya. Ada dua cara yang dapat ditempuh, (1) cara blok, dan (2) cara mata rantai. Dalam cara blok, alas an dan pengaruh dipaparkan dalam satu keutuhan tersendiri, sedangkan dalam cara mata rantai, alas an dan pengaruh dipaparkan secara sendiri-sendiri.[8]
Contoh :
Tingginya resiko (high risk) inilah yang menjadikan mengapa komposisi penyaluran dana kepada masyarakat yang lebih banyak dalam bentuk pembiayaan perdagangan (murabahah), dibandingkan dengan bentuk penyertaan modal (mudharabah dan musyarakah), pada hal yang mempunyai dampak langsung kepada pertumbuhan ekonomi berupa tumbuhnya peluang usaha baru, kesempatan kerja baru, dan penigkatan pendapatan penduduk adalah pembiayaan dalam bentuk kerjasama ini baik mudharabah maupun musyarakah.
6.      Pemecahan Masalah.
Teknik ini merupakan variasi sebab-akibat. Pemecahan masalah bertolak dari hubungan klausal dilengkapi dengan alternative pemecahannya. Teknik ini dapat dipaparkan dengan tiga kemungkinan : (1) satu masalah + satu pemecahan, (2) satu masalah + dua atau lebih pemecahan, dan (3) dua atau lebih masalah.[9]
Contoh :   
Untuk menhurangi kemungkinana terjadinya resiko pembiayaan bagi hasil (mudharabah) di perbankan syariah, maka bank syariah menurut Adiwarman karim dapat menerapakan sejumlah batasan-batasan tertentu ketika menyalurkan pembiayaan kepada mudharib, yang tujuannya agar mudharib secara sistematis “dipaksa” untuk berperilaku memaksimalkan keuntungan bagi kedua belah ihak baik mudharib itu sendiri maupun bagi shahibbu al-mal. Batasan-batasan itu antara lain:
1.      Penetapan anggunan berupa fixsed asset dan atau adanya lembaga penjamin.
...........................................................................................................................
2.      Menetapkan rasio maksimal biaya operasi terhadap pendapatan operasi.
...........................................................................................................................
3.      Kembali kepada asas profit loss sharing (PLS) pada akad penyertaan modal.
.............................................................................................................................

7.      Definisi.
Mendefinisikan berarti member pengertia n terhadap sebuah konsep tertentu. Ada beberapa macam definisi yang dapat digunakan, yakni (1) sinonim, (2) definisi formal, dan (3) definisi luas.
Teknik ini dipaparkan dengan mengemukakan kata atau istilah kunci (IK) yang ditampilkan dalam kalimat topic yang kemudian diikuti dengan rumusan definisinya (D).[10]
Teknik ini dirumuskan dengan : KT + D+ D2 +Dn
Contoh :
Kata riba berasal dai bahasa Arab, secara etimologis berarti tambahan (azziyadah) berkembang (an-numuw), memebesar (al-uluw) dan meningkat (al-irtifa’). Sehubungan denga arti riba dari segi bahasa tersebut, ada ungkapan orang Arab kuno menyatakan sebagai berikut : sesesorang melakukan riba terhadap orang lain jika didalamnya terdappat unsur tambahan atau disebut liyarbu ma a’thaythum min syai’in lita’khuz aktsara minhu (mengambil di sesuatu yang kamu berikan dengan cara berlebih dari apa yang diberikan).
Menurut terminologi ilmu fiqh, riba merupakan tambahan khusus yang dimiliki salah satu pihak yang terlibat tanpa adanya imbalan tertentu.
Riba sering diterjemahkan dalam bahasa Inggris sebagai “usury” denga arti tambahan uang atas modal yang diperoleh dengan cara yang dilarang oleh syara’, baik dengan jumlah tambahan yang sedikit ataupun dengan jumlah tambahan banyak.

B.     Teknik Penulisan Penutup
Penulisan bagian penutup dapat dilakukan dengan menggunakan teknik berikut ini.
a)        Penegasan kembali atau ringkasan dari pembahasan yang telah dilakukan tanpa di ikuti oleh kesimpulan. Hal tersebut dilakukan karena masih belum cukup bahan untuk memberikan kesimpulan terhadap masalah yang dibahas, atau dimaksudkan agar pembaca menarik kesimpulan sendiri.

b)        Menarik kesimpulan dari apa yang telah dibahas pada artikel penelitian.
Selain itu, pada bagian penutup dapat juga diberikan saran-saran atau rekomendasi sehubungan dengan masalah yang ada dan juga boleh tidak. Saran bermaksud bersifat optimal, dalam arti boleh ada dan juga boleh tidak. Saran sebalik nya diberikan secara spesifik maksudnya ditujukkan kepada siapa dalam bentuk apa saran itu dilaksanakan.[11]
Kesimpulan dan Saran dalam artikel penelitian.
1.    KESIMPULAN
Kesimpulan menyajikan ringkasan dari uraian yang disajikan pada bagian hasil dan pembahasan berdasarkan pada uraian kedua bagian itu, dikembangkan pokok-pokok pikiran yang merupakan esensi dari uraian tersebut. Kesimpulan disajikan dalam bentuk esensi bukan dalam bentuk numerikal. Isi kesimpulan penelitian lebih bersifat konseptual dan harus terkait langsung dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian.[12]
Contoh Kesimpulan :

Rumusan Masalah : Bagaimana pengaruh tingkat inflasi, tingkat suku bunga (BI rate), dan kurs terhadap profitabilitas bank syariah di Indonesia ?
Tujuan penelitian : Untuk melihat pengaruh tingkat inflasi, tingkat suku bunga (BI rate), dan kurs terhadap profitabilitas bank syariah di Indonesia.
Kesimpulan
     Inflasi mempunyai pengaruh signifikan terhadap profitabilitas Bank Syariah di Indonesia. Bagi bank terjandinya inflasi dapat mempengaruhi kinerja keuangannya. Inflasi yang tinggi menyebabkan ketidakstabilan makro yang mengakitbatkan meningkatnya resiko bank dan selanjutnya berdampak pada profitabilitas Bank Syariah.
     Tingkat suku bunga (BI rate) tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap profitabilitas Bank Syariah di Indonesia. Kenaikan BI rate tidak mempengaruhi Bank Syariah secara langsung. Hal tersebut dikarenakan dalam pelaksanaan usahanya Bank Syariah tidak mengacu pada tingkat suku bunga.
Berdasarkan hasil uji F (simultan) menunjukkan bahwa variabel inflasi tingkat suku bunga (BI rate), dan kurs secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap profitabilitas bank syariah di Indonesia.

2.    SARAN
Saran disusun berdasarkan kesimpulan yang telah diatrik. Saran-saran bisa mengacu pada tindakan praktis atau pengembangan teoritis, dan penelitian lanjutan. Bagian saran bisa berdiri sendiri. Saran hendaknya selalu bersumber pada temuan penelitian, pembahasan dan kesimpulan hasil penelitian. Saran ditujukan pada upaya perbaikan atas kelemahan-kelemahan yang dikemukakan.[13]
Contoh Saran
Saran
Pihak manejemen bank syariah perlu mempertimbangkan variabel makro ekonomi, seperti inflasi, tingkat suku bunga (BI rate), dan kurs karena kinerja keuangan bank terutama profitabilitas bank syariah juga dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal.
Dalam bidang perbankan, Bank Indonesia perlu merumuskan kebijakan yang bersifat ekspansif terhadap keberadaan bank syariah di Indonesia agar dapat bersaing dengan lembaga keuangan lain dalam sistem keuangan dan perbankan nasional.
     Untuk penelitian selanjutnya disarankan untuk memperbanyak sampel penelitian dengan mengikutsertakan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS). Selain itu, penelitian selanjutnya dapat mengembangkan variabel-variabel lain yang relevan. Dalam hal ini perlu dikembangkan lag variabel lain seperti variabel pertumbuhan ekonomi. Hal ini karena pertumbuhan ekonomi mencerminkan adanya kenaikan kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh pelaku ekonomi. Dimana kenaikan kegiatan ekonomi tersebut dapat berdampak pada kenaikan volume kegiatan yang dilakukan oleh bank dalam memberikan layanan jasa keuangan kepada masyarakat. Hal ini pada akhirnya dapat meningkatkan profitabilitas bank syariah.

BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
1.      Teknik Menguraikan bahasan/isi dalam Artikel Penelitian dibagi menjadi 7 yaitu : (a) Teknik pemberian contoh, (b) perbandingan, (c) klasifikasi, (d) analisis proses, (e) analisis sebab-akibat, (f) pemecahan masalah, dan (g) definisi.
2.      Teknik Penulisan bagian penutup dapat dilakukan dengan menggunakan teknik berikut ini : (a) Penegasan kembali atau ringkasan dari pembahasan yang telah dilakukan tanpa di ikuti oleh kesimpulan, (b) Menarik kesimpulan dari apa yang telah dibahas pada artikel penelitian.

B.     SARAN
Semoga dengan adanya makalah ini pembaca dapat mengetahui dan memahami Teknik Penguraian Pembahasan dan Teknik Penulisan Penutup dalam artikel penelitian dengan lebih mendalam. Kami yakin bahwa tulisan kami ini, masih jauh dari sempurna, untuk itu saran dan kritik dari pembaca, penulis harapkan sekali demi penyempurnaan tulisan/tugas makalah ini.
  

DAFTAR PUSTAKA

Annijat Maimunah, Siti. 2011. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Malang: UIN-Maliki Press.
Dalman. 2013. Menulis Karya Ilmiah. Jakarta: PT RajaGarafindo Persada.
Sujana, Nana. 1991. Menyusun Karya Tulis Ilmiah. Bandung: Sinar Baru.
Suyitno, Imam. 2011. Karya Tulis Ilmiah. Bandung: PT Refika Aditama.
  



[1] Dalman, Menulis Karya Ilmiah, (Jakarta: PT RajaGarafindo Persada, 2013), hlm. 144.
[2] Siti Annijat Maimunah, Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi, (Malang: UIN-Maliki Press, 2011), hlm. 75.
[3] Ibid., hlm. 75-76.
[4] Nana Sujana, Menyusun Karya Tulis Ilmiah, (Bandung: Sinar Baru, 1991), hlm. 55.
[5] Ibid., hlm. 55.
[6] Ibid., hlm. 55-56.
[7] Ibid., hlm. 56.
[8] Ibid., hlm. 57-58.
[9] Ibid., hlm. 58.
[10] Ibid., hlm. 59.
[11] Siti Annijat Maimunah, Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi, (Malang: UIN-Maliki Press, 2011), hlm. 102.
[12] Imam Suyitno, Karya Tulis Ilmiah, (Bandung: PT Refika Aditama, 2011), hlm.91.
[13] Ibid., hlm. 91.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar