Rabu, 30 November 2016

Kalimat Efektif

BAB I
PENDAHULUAN

A.      LATAR BELAKANG
Kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan, yang mengungkapkan pikiran yang utuh. Jumlah kata dalam sebuah kalimat yang panjang sebenarnya terbatas selama kalimat itu masih “jalan”, artinya masih dapat ditangkap maknanya secara jelas karena susunan kata, frase dan klausanya teratur. Kesalahan dalam sebuah kalimat sebenarnya bermula dari kesalahan dalam bernalar. Selanjutnya, sekurang-kurangnya kalimat dalam ragam resmi, baik lisan maupun tulisan , harus memiliki subjek (S) dan predikat (p).
Dalam bidang sastra untuk mengurangi kesalahan-kesalahan dalam penafsiran atau kelompok kata yang memiliki keterangan dengan tafsiran pengertian yang ganda, maka perlu memperhatikan keefektifan kalimat. Kalimat yang dapat menyampaikan hasil pemikiran penulis sehingga dapat dipahami pembaca secara utuh tanpa ada penafsiran yang salah. Penyampaian hasil pemikiran tersebut harus dalam kalimat yang baik.

B.       RUMUSAN MASALAH
1.      Apa pengetian kalimat efektif?
2.      Apa saja syarat kalimat efektif?
3.      Apa saja cirri-ciri kalimat efektif ?
4.      Apa saja penerapan kalimat efektif?

C.      TUJUAN
1.      Mengertahui pengertian kalimat efektif.
2.      Mengetahui apa saja syarat-syarat kalimat efektif.
3.      Mengetahui cirri-ciri kalimat efektif .
4.      Mengetahui penerapan dari kalimat efektif
                                                            BAB II
PEMBAHASAN

KALIMAT EFEKTIF

  1. Pengertian Kalimat Efektif
1. Kalimat efektif adalah kalimat yang bukan hanya memenuhi syarat-syarat komunikatif, gramatikal, dan sintaksis saja, tetapi juga harus hidup, segar, mudah dipahami, serta sanggup menimbulkan daya khayal pada diri pembaca. (Rahayu: 2007)
2. Kalimat efektif adalah kalimat yang benar dan jelas sehingga dengan mudah dipahami orang lain secara tepat. (Akhadiah, Arsjad, dan Ridwan:2001)
3. Kalimat efektif adalah kalimat yang memenuhi kriteria jelas, sesuai dengan kaidah, ringkas, dan enak dibaca. (Arifin: 1989)
4. Kalimat efektif dipahami sebagai kalimat yang dapat menyampaikan informasi dan informasi tersebut mudah dipahami oleh pembaca. (Nasucha, Rohmadi, dan Wahyudi: 2009)
5. Kalimat efektif di pahami sebagai sebuah kalimat yang dapat membantu menjelaskan sesuatu persoalan secara lebih singkat jelas padat dan mudah di mengerti serta di artikan. (ARIF HP: 2013)
Dari beberapa uraian di atas dapat diambil kata kunci dari definisi kalimat efektif yaitu kalimat yang padat, singkat, jelas, lengkap dam dapat menyampaikan informasi secara tepat.

  1. Syarat kalimat efektif
-          Sesuai EYD
Sebuah kalimat efektif harus menggunakan ejaan maupun tanda baca yang tepat.
-          Sistematis
Sebuah kalimat paling sederhana adalah yang memiliki susunan subjek dan predikat. Kemudian ditambahi objek, pelengkap, hingga keterangan. Sebisa mungkin guna mengefektifkan kalimat, buatlah kalimat yang urutannya tidak memusingkan.
-          Tidak boros dan bertele-tele
Jangan sampai kalimat yang dibuat terlalu banyak kata yang diulang-ulang dan berkesan bertele-teke. Pastikan susunan kalimat yang disampaikan ringkas agar orang yang membaca mudah memahami.
-          Tidak Ambigu
Jangan menggunakan kalimat yang mempunyai makna ganda, karna akan menimbulkan penafsiran yang berbeda pada tiap orang.

  1. Ciri-ciri  Kalimat Efektif
1.     Kesepadanan Struktur
Hal pertama yang harus diperhatikan adalah kelengkapan struktur dan penggunaannya. Inilah yang dimaksud dengan kesepadanan struktur. Ada beberapa hal yang menyangkut ciri-ciri yang satu ini.
a. Jangan taruh kata depan (preposisi) di depan subjek karena akan mengaburkan pelaku di dalam kalimat tersebut.
Contoh kalimat efektif dan tidak efektif:
Bagi semua peserta diharapkan hadir tepat waktu. (tidak efektif) .
Semua peserta diharapkan hadir tepat waktu. (efektif)
b. Hati-hati pada penggunaan konjungsi yang di depan predikat karena membuatnya menjadi perluasan dari subjek.
Contoh:
Ulama yang mengatakan bahwa bunga itu haram karna sama dengan riba. (tidak efektif)
Ulama mengatakan bahwa bunga itu haram sama dengan riba. (efektif)
c. Tidak bersubjek ganda, bukan berarti subjek tidak boleh lebih dari satu, namun lebih ke arah menggabungkan subjek yang sama.
Contoh:
BI memiliki otoritas untuk mengatur, membina, dan mengawasi perbankan syariah. Namun, untuk kebijakan yang mengandung prinsip syariah, BI tidak berwenang merumuskan kebijakan tersebut. (tidak efektif)
BI memiliki otoritas untuk mengatur, membina, dan mengawasi perbankan syariah.Tetapi tidak berwenang merumuskan kebijakan tersebut. (efektif)
2. Kehematan Kata
Karena salah satu syarat kalimat efektif adalah ringkas dan tidak bertele-tele, kalian tidak boleh menyusun kata-kata yang bermakna sama di dalam sebuah kalimat. Ada dua hal yang memungkinkan kalimat membuat kalimat yang boros sehingga tidak efektif. Yang pertama menyangkut kata jamak dan yang kedua mengenai kata-kata bersinonim. Untuk menghindari hal tersebut, berikut ini contoh mengenai kesalahan dalam kata jamak dan sinonim yang menghasilkan kalimat tidak efektif.
Contoh Kata Jamak:
Para siswa-siswi sedang mengerjakan soal ujian masuk perguruan tinggi. (tidak efektif)
Siswa-siswi sedang mengerjakan soal ujian masuk perguruan tinggi. (efektif)
Ketidak efektifan terjadi karena kata para merujuk pada jumlah jamak, sementara siswa-siswi juga mengarah pada jumlah siswa yang lebih dari satu. Jadi, hilangkan salah satu kata yang merujuk pada hal jamak tersebut.
Contoh Kata Sinonim:
Pemegang saham pengendali yang gagal dalam tes, sehingga tidak lulus maka harus menurunkan sahamnya sebanyak 10%. (tidak efektif)
Pemegang saham pengendali yang gagal dalam tes harus menurunkan sahamnya sebanyak 10%. (Efektif)
Ketidak efektifan terjadi karena kata masuk dan frasa ke dalam sama-sama menunjukkan arti yang sama. Namun, kata masuk lebih tepat membentuk kalimat efektif karena sifatnya yang merupakan kata kerja dan dapat menjadi predikat. Sementara itu, jika menggunakan ke dalam dan menghilangkan kata masuk—sehingga menjadi ia ke dalam ruang kelas—kalimat tersebut akan kehilangan predikatnya dan tidak dapat dikatakan kalimat efektif menurut prinsip kesepadanan struktur.
3. Kesejajaran Bentuk
Ciri-ciri yang satu ini menyangkut soal imbuhan dalam kata-kata yang ada di kalimat, sesuai kedudukannya pada kalimat itu. Pada intinya, kalimat efektif haruslah berimbuhan pararel dan konsisten. Jika pada sebuah fungsi digunakan imbuhan me-, selanjutnya imbuhan yang sama digunakan pada fungsi yang sama.
Contoh:
Secara sektoral aktivitas usaha kecil dan menengah ini mendominasi sektor pertanian, perdagangan, dan hotel. (tidak efektif)
Secara sektoral aktivitas usaha kecil dan menengah ini mendominasi sektor pertanian, perdagangan, dan perhotel. (efektif)
4. Ketegasan Makna
Tidak selamanya subjek harus diletakkan di awal kalimat, namun memang peletakan subjek seharusnya selalu mendahului predikat. Namun bisa juga meletakkan keterangan di awal kalimat untuk memberi efek penegasan. Ini agar pembaca dapat langsung mengerti gagasan utama dari kalimat tersebut. Penegasan kalimat seperti ini biasanya dijumpai pada jenis kalimat perintah, larangan, ataupun anjuran yang umumnya diikuti partikel lah atau pun.
Contoh:
Majelis Ulama Indonesialah satu-satunya pemegang otoritas fatwa syariah.  (tidak efektif)
Majelis Ulama Indonesia pemegang otoritas fatwa syariah.(efektif)
5. Kelogisan Kalimat
Ciri-ciri kalimat efektif terakhir yang amat krusial menyangkut kelogisan kalimat yang kalian buat atau dapat diterima oleh nalar. Kelogisan berperan penting untuk menghindari kesan ambigu pada kalimat. Karena itu, buatlah kalimat dengan ide yang mudah dimengerti dan masuk akal agar pembaca dapat dengan mudah pula mengerti maksud dari kalimat tersebut.
Contoh:
Seluruh para nasabah diharapkan melengkapi persyaratan (tidak efektif)
Nasabah diharapkan melengkapi persyaratan  (efektif)




4.PENERAPAN KALIMAT EFEKTIF
A. KALIMAT EFEKTIF DAN PENERAPAN EYD
EYD merupakan kaidah yang berisi aturan tata tulis bahasa Indonesia yang harus diikuti dalam penulisan kecuali ada pertimbangan khusus seperti masalah hukum, nama diri/pribadi ,keilmuan
Misalnya : Hukum Perbankan Syariah,Universitas Negeri Sunan Ampel)
B. KALIMAT EFEKTIF DAN KESEPADANAN SERTA KESATUAN
- Kalimat yang lengkap dapat terdiri atas unsur-unsur kalimat  yang meliputi subjek, predikat, objek, keterangan, dan pelengkap.
-  Kesepadanan ialah hubungan timbal balik antara subjek dan  predikat, antara predikat dan objek, serta dengan keterangan atau pelengkap.
-  Kesatuan ialah bahwa setiap kalimat harus mengandung satu ide pokok atau kesatuan pikiran.

Contoh:
Banyak orang yang pro dan kontra terhadap Kebijakan Bank Syariah
C.    Kalimat Efektif dan Penghematan Kata
Kehematan dalam kalimat efektif maksudnya adalah hemat dalam mempergunakan kata, frasa, atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu, tetapi tidak menyalahi kaidah tata bahasa. Hal ini dikarenakan, penggunaan kata yang berlebih akan mengaburkan maksud kalimat
   Kalimat         
‘’Secara sektoral aktivitas usaha kecil dan menengah ini mendominasi sector pertanian, bangunan, perdagangan, hotel dan restoran. Sector-sektor ini merupakan sector yang paling banyak menyerap tenaga kerja’’.

Ø  Secara sektoral aktivitas usaha kecil dan menengah ini mendominasi sektor pertanian, bangunan, perdagangan, hotel dan restoran. Sector ini terbanyak menyerap tenaga kerja’’.
BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan pemakainya secara tepat dan dapat dipahami secara tepat pula. Kalimat efektif bertujuan untuk mengurangi kesalahan-kesalahan fatal dalam penafsiran kalimat, sehingga tidak ada penafsiran ganda.

B.     Saran
Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kelancaran dalam pembuatan makalah ini. Kami sadar bahwa penulisan makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, saran dari pembaca yang sifatnya membangun sangat kami harapkan, demi penyempurnaan penulisan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.



                                                DAFTAR PUSTAKA

1.      Pusat Bahasa Pepartemen Pendidikan Nasional, 2003, Seri Terbitan Pedoman dan Penulisan Bahasa Indonesia, Jakarta, Pusat Bahasa.

2.      Jurnal Bisnis dan Ekonomi (JBE). Maret 2009, Hal 42-29

Tidak ada komentar:

Posting Komentar