BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau
tulisan, yang mengungkapkan pikiran yang utuh. Jumlah kata dalam sebuah kalimat
yang panjang sebenarnya terbatas selama kalimat itu masih “jalan”, artinya masih
dapat ditangkap maknanya secara jelas karena susunan kata, frase dan klausanya
teratur. Kesalahan dalam sebuah kalimat sebenarnya bermula dari kesalahan dalam
bernalar. Selanjutnya, sekurang-kurangnya kalimat dalam ragam resmi, baik lisan
maupun tulisan , harus memiliki subjek (S) dan predikat (p).
Dalam bidang sastra untuk mengurangi kesalahan-kesalahan dalam penafsiran
atau kelompok
kata yang memiliki keterangan dengan tafsiran pengertian yang ganda, maka perlu memperhatikan keefektifan kalimat. Kalimat yang
dapat menyampaikan hasil pemikiran penulis sehingga dapat dipahami pembaca
secara utuh tanpa ada penafsiran yang salah. Penyampaian hasil pemikiran
tersebut harus dalam kalimat yang baik.
B. RUMUSAN MASALAH
1.
Apa pengetian kalimat
efektif?
2.
Apa saja syarat kalimat
efektif?
3.
Apa saja cirri-ciri kalimat
efektif ?
4.
Apa saja penerapan kalimat efektif?
C. TUJUAN
1.
Mengertahui pengertian
kalimat efektif.
2.
Mengetahui apa saja
syarat-syarat kalimat efektif.
3.
Mengetahui cirri-ciri
kalimat efektif .
4.
Mengetahui penerapan dari kalimat efektif
BAB
II
PEMBAHASAN
KALIMAT
EFEKTIF
- Pengertian
Kalimat Efektif
1. Kalimat
efektif adalah kalimat yang bukan hanya memenuhi syarat-syarat komunikatif,
gramatikal, dan sintaksis saja, tetapi juga harus hidup, segar, mudah dipahami,
serta sanggup menimbulkan daya khayal pada diri pembaca. (Rahayu: 2007)
2. Kalimat
efektif adalah kalimat yang benar dan jelas sehingga dengan mudah dipahami
orang lain secara tepat. (Akhadiah, Arsjad, dan Ridwan:2001)
3. Kalimat
efektif adalah kalimat yang memenuhi kriteria jelas, sesuai dengan kaidah,
ringkas, dan enak dibaca. (Arifin: 1989)
4. Kalimat
efektif dipahami sebagai kalimat yang dapat menyampaikan informasi dan
informasi tersebut mudah dipahami oleh pembaca. (Nasucha, Rohmadi, dan
Wahyudi: 2009)
5. Kalimat
efektif di pahami sebagai sebuah kalimat yang dapat membantu menjelaskan
sesuatu persoalan secara lebih singkat jelas padat dan mudah di mengerti serta
di artikan. (ARIF HP: 2013)
Dari beberapa
uraian di atas dapat diambil kata kunci dari definisi kalimat efektif yaitu kalimat yang padat, singkat, jelas,
lengkap dam dapat menyampaikan informasi secara tepat.
- Syarat kalimat efektif
-
Sesuai EYD
Sebuah
kalimat efektif harus menggunakan ejaan maupun tanda baca yang tepat.
-
Sistematis
Sebuah
kalimat paling sederhana adalah yang memiliki susunan subjek dan predikat.
Kemudian ditambahi objek, pelengkap, hingga keterangan. Sebisa mungkin guna
mengefektifkan kalimat, buatlah kalimat yang urutannya tidak memusingkan.
-
Tidak boros dan bertele-tele
Jangan
sampai kalimat yang dibuat terlalu banyak kata yang diulang-ulang dan berkesan
bertele-teke. Pastikan susunan kalimat yang disampaikan ringkas agar orang yang
membaca mudah memahami.
-
Tidak Ambigu
Jangan
menggunakan kalimat yang mempunyai makna ganda, karna akan menimbulkan
penafsiran yang berbeda pada tiap orang.
- Ciri-ciri Kalimat Efektif
1.
Kesepadanan
Struktur
Hal pertama
yang harus diperhatikan adalah kelengkapan struktur dan penggunaannya. Inilah
yang dimaksud dengan kesepadanan struktur. Ada beberapa hal yang menyangkut
ciri-ciri yang satu ini.
a. Jangan taruh kata depan (preposisi) di depan subjek
karena akan mengaburkan pelaku di dalam kalimat tersebut.
Contoh kalimat efektif dan tidak efektif:
Bagi semua peserta diharapkan hadir tepat waktu. (tidak efektif) .
Semua peserta diharapkan hadir tepat waktu. (efektif)
b. Hati-hati pada penggunaan konjungsi yang di
depan predikat karena membuatnya menjadi perluasan dari subjek.
Contoh:
Ulama yang mengatakan bahwa bunga itu haram karna sama dengan riba. (tidak efektif)
Ulama yang mengatakan bahwa bunga itu haram karna sama dengan riba. (tidak efektif)
Ulama mengatakan bahwa bunga itu haram sama dengan riba. (efektif)
c. Tidak bersubjek ganda, bukan berarti subjek tidak
boleh lebih dari satu, namun lebih ke arah menggabungkan subjek yang sama.
Contoh:
BI memiliki otoritas untuk mengatur, membina, dan mengawasi perbankan syariah. Namun, untuk kebijakan yang mengandung prinsip syariah, BI tidak berwenang merumuskan kebijakan tersebut. (tidak efektif)
BI memiliki otoritas untuk mengatur, membina, dan mengawasi perbankan syariah. Namun, untuk kebijakan yang mengandung prinsip syariah, BI tidak berwenang merumuskan kebijakan tersebut. (tidak efektif)
BI memiliki
otoritas untuk mengatur, membina, dan mengawasi perbankan syariah.Tetapi tidak
berwenang merumuskan kebijakan tersebut. (efektif)
2. Kehematan
Kata
Karena salah
satu syarat kalimat efektif adalah ringkas dan tidak bertele-tele, kalian tidak
boleh menyusun kata-kata yang bermakna sama di dalam sebuah kalimat. Ada dua
hal yang memungkinkan kalimat membuat kalimat yang boros sehingga tidak
efektif. Yang pertama menyangkut kata jamak dan yang kedua mengenai kata-kata
bersinonim. Untuk menghindari hal tersebut, berikut ini contoh mengenai
kesalahan dalam kata jamak dan sinonim yang menghasilkan kalimat tidak efektif.
Contoh Kata
Jamak:
Para siswa-siswi sedang mengerjakan soal ujian masuk
perguruan tinggi. (tidak efektif)
Siswa-siswi sedang mengerjakan soal ujian masuk
perguruan tinggi. (efektif)
Ketidak efektifan
terjadi karena kata para merujuk pada jumlah jamak, sementara
siswa-siswi juga mengarah pada jumlah siswa yang lebih dari satu. Jadi,
hilangkan salah satu kata yang merujuk pada hal jamak tersebut.
Contoh Kata
Sinonim:
Pemegang
saham pengendali yang gagal dalam tes, sehingga tidak lulus maka harus
menurunkan sahamnya sebanyak 10%. (tidak efektif)
Pemegang
saham pengendali yang gagal dalam tes harus menurunkan sahamnya sebanyak 10%.
(Efektif)
Ketidak efektifan
terjadi karena kata masuk dan frasa ke dalam sama-sama
menunjukkan arti yang sama. Namun, kata masuk lebih tepat membentuk
kalimat efektif karena sifatnya yang merupakan kata kerja dan dapat menjadi
predikat. Sementara itu, jika menggunakan ke dalam dan menghilangkan
kata masuk—sehingga menjadi ia ke dalam ruang kelas—kalimat
tersebut akan kehilangan predikatnya dan tidak dapat dikatakan kalimat efektif
menurut prinsip kesepadanan struktur.
3.
Kesejajaran Bentuk
Ciri-ciri
yang satu ini menyangkut soal imbuhan dalam kata-kata yang ada di kalimat,
sesuai kedudukannya pada kalimat itu. Pada intinya, kalimat efektif haruslah
berimbuhan pararel dan konsisten. Jika pada sebuah fungsi digunakan imbuhan me-,
selanjutnya imbuhan yang sama digunakan pada fungsi yang sama.
Contoh:
Secara sektoral aktivitas usaha kecil dan menengah ini mendominasi sektor pertanian, perdagangan, dan hotel. (tidak efektif)
Secara sektoral aktivitas usaha kecil dan menengah ini mendominasi sektor pertanian, perdagangan, dan hotel. (tidak efektif)
Secara
sektoral aktivitas usaha kecil dan menengah ini mendominasi sektor pertanian,
perdagangan, dan perhotel. (efektif)
4. Ketegasan
Makna
Tidak
selamanya subjek harus diletakkan di awal kalimat, namun memang peletakan
subjek seharusnya selalu mendahului predikat. Namun bisa juga meletakkan
keterangan di awal kalimat untuk memberi efek penegasan. Ini agar pembaca dapat
langsung mengerti gagasan utama dari kalimat tersebut. Penegasan kalimat
seperti ini biasanya dijumpai pada jenis kalimat perintah, larangan, ataupun
anjuran yang umumnya diikuti partikel lah atau pun.
Contoh:
Majelis Ulama
Indonesialah satu-satunya pemegang otoritas fatwa syariah. (tidak efektif)
Majelis
Ulama Indonesia pemegang otoritas fatwa syariah.(efektif)
5. Kelogisan
Kalimat
Ciri-ciri
kalimat efektif terakhir yang amat krusial menyangkut kelogisan kalimat yang
kalian buat atau dapat diterima oleh nalar. Kelogisan berperan penting untuk
menghindari kesan ambigu pada kalimat. Karena itu, buatlah kalimat dengan ide
yang mudah dimengerti dan masuk akal agar pembaca dapat dengan mudah pula
mengerti maksud dari kalimat tersebut.
Contoh:
Seluruh para nasabah diharapkan melengkapi persyaratan (tidak efektif)
Nasabah diharapkan melengkapi persyaratan
(efektif)
4.PENERAPAN KALIMAT
EFEKTIF
A. KALIMAT EFEKTIF DAN PENERAPAN EYD
EYD merupakan kaidah yang berisi aturan tata
tulis bahasa Indonesia yang harus diikuti dalam penulisan kecuali ada pertimbangan
khusus seperti masalah hukum, nama diri/pribadi ,keilmuan
Misalnya : Hukum
Perbankan Syariah,Universitas Negeri Sunan Ampel)
B. KALIMAT
EFEKTIF DAN KESEPADANAN SERTA KESATUAN
- Kalimat yang lengkap dapat terdiri atas
unsur-unsur kalimat yang meliputi
subjek, predikat, objek, keterangan, dan pelengkap.
- Kesepadanan
ialah hubungan timbal balik antara subjek dan predikat, antara predikat dan objek, serta
dengan keterangan atau pelengkap.
- Kesatuan
ialah bahwa setiap kalimat harus mengandung satu ide pokok atau kesatuan
pikiran.
Contoh:
Banyak orang yang pro dan kontra terhadap
Kebijakan Bank Syariah
C.
Kalimat Efektif dan Penghematan Kata
Kehematan dalam kalimat efektif
maksudnya adalah hemat dalam mempergunakan kata, frasa, atau bentuk lain yang
dianggap tidak perlu, tetapi tidak menyalahi kaidah tata bahasa. Hal ini
dikarenakan, penggunaan kata yang berlebih akan mengaburkan maksud kalimat
Kalimat
‘’Secara
sektoral aktivitas usaha kecil dan menengah ini mendominasi sector pertanian,
bangunan, perdagangan, hotel dan restoran. Sector-sektor ini merupakan sector
yang paling banyak menyerap tenaga kerja’’.
Ø Secara sektoral aktivitas usaha kecil dan menengah
ini mendominasi sektor pertanian, bangunan, perdagangan, hotel dan restoran.
Sector ini terbanyak menyerap tenaga kerja’’.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat
mengungkapkan gagasan pemakainya secara tepat dan dapat dipahami secara tepat
pula. Kalimat efektif bertujuan untuk mengurangi kesalahan-kesalahan fatal
dalam penafsiran kalimat, sehingga tidak ada penafsiran ganda.
B.
Saran
Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu kelancaran dalam pembuatan makalah ini. Kami sadar bahwa
penulisan makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, saran dari
pembaca yang sifatnya membangun sangat kami harapkan, demi penyempurnaan
penulisan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
DAFTAR
PUSTAKA
1.
Pusat Bahasa Pepartemen Pendidikan Nasional, 2003,
Seri Terbitan Pedoman dan Penulisan Bahasa Indonesia, Jakarta, Pusat Bahasa.
2. Jurnal
Bisnis dan Ekonomi (JBE). Maret 2009, Hal 42-29
Tidak ada komentar:
Posting Komentar