Rabu, 30 November 2016

Topik,judul, rumusan masalah, latar belakang


KATA PENGANTAR


Assalamu’alaikum wr.wb
Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberi kami kesempatan menulis makalah ini.Maka, tidak terkira ucapan syukur kami kepada-Nya. Sholawat serta salam tetap tercurah kan kepada Nabi junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Semoga di yaumul qiyamah nanti kita semua mendapatkan Syafaat-Nya.Makalah ini membahas tentang “BEBERAPA RANCANGAN KARYA TULIS”.Dalam penyusunan makalah ini kami mencari dari berbagai referensi.Kami mencantumkan materi insyalloh sesuai dengan pokok bahasan.
Dalam penyusunan makalah ini pastinya ada campur tangan dari berbagai pihak, tak lupa kami menyampaikan terimakasih kepada:
1.      Ketua IAIN Tulungagung  Dr. Maftukhin, M. Ag
2.      Ariesta Bagus Pramuwibowo , M.PdBselaku dosen pengampu mata kuliah Bahasa Indonesia yang telah membimbing kami dalam menyelesaikan tugas makalah ini.
3.      Kedua orang tua kami yang senantiasa mendoakan kami.
4.      Teman-teman  yang memiliki semangat tinggi dalam belajar sehingga memberi semangat kami untuk menyelesaiakan tugas ini.

Penyusun menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna maka dari itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun, dan kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfat bagi para pembaca.Amin.
Wassalamu’alaikum wr.wb

Tulungagung, 1 November  2016
                                                                                                          Penyusun




BAB I

PEMBAHASAN

Karangan adalah suatu karya tulis hasil dari kegiatan seseorang untuk mengungkapkan gagasan dan menyampaikanya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami.Lima jenis karangan yang umum dijumpai dalam keseharian adalah narasi, deskripsi, eksposisi, argumentasi, dan persuasi.Karangan dibedakan menjadi 3 jenis yaitu karya tulis non-ilmiah (karya non ilmiah), semi ilmiah dan ilmiah. Dalam makalah ini akan dipaparkan lebih jelas mengenai teknik menentukan judul, teknik menyusun kerangka karangan, teknik menulis latar belakang, dan teknik merumuskan masalah karangan ilmiah.
1.      Bagaimana teknik menentukan topik dan judul ?
2.      Bagaimana teknik menyusun kerangka karangan ?
3.      Bagaimana teknik menulis latar belakang ?
4.      Bagaimana teknik merumuskan masalah ?
1.      Mengetahui teknik menentukan topik dan judul.
2.      Mengetahui teknik menyusun kerangka karangan.
3.      Mengetahui teknik menulis latar belakang.
4.      Mengetahui teknik merumuskan masalah.





BAB II

PEMBAHASAN

Ø  Topik
Topik adalah berasal dari bahasa Yunani “topoi” yang berarti tempat, dalam tulis menulis bebarti pokok pembicaraan atau sesuatu yang menjadi landasan penulisan suatu artikel.

1.      Mengidentifikasi Isi Topik Tulisan
Istilah sering dikacaukan dengan tema. Topik adalah medan atau lapangan masalah yang akan ditulis dalam karya keilmuan baik konseptual maupun maupun hasil penelitian. Untuk itu medan masalah yang keilmuan yang dapat ditulis relative tidak terbatas. Misalnya, tentang sains, tegnologi, social, humanivora, seni, edukasi, dan sebagainya. Medan masalah teknologi antara lain mencakup teknologi komunikasi, industry, arsitektur, desain, dan rekayassa. Bertitik tumpu pada teknologi informasi saja, penulis dapat memetakan sejumlah masalah, misalnya tegnologi (a) audio, (b) visual, (c) audio-visual,(d) grafis,(e) desain,dst. Demikian pula tegnologi industri, di dalamnya tercakup masalah industri (a) pertanian, (b) kelautan, (c) kehutanan, (d) kedirgantaraan, (e) ketekstilan, dst. Jadi, dalam tulisan keilmuan topik memiliki medan masalah yang luas.
Tema diartikan sebagai pernyataan sentral atau pernyataan inti tentang topic yang akan di tulis. Tema sifatnya hipotesis maksudnya perlu pembuktian empiris terhadap topic terpilih.[1]


2.      Teknik mengeksplorasi Topik / Pemilihan Topik
Ada banyak cara atau teknik menemukan dan menentukan topic tulisan keilmuan. Dalam buku ini ada 3 teknik yang dinilai mudah diterapkan, yakni dengan teknik :
a)      pengekplorasian fakta keilmuan yang terjadi disekitar,
b)      pengeksplorasian isu-isu keilmuan actual, dan
c)      memanfaatkan informasi hasil membaca.[2]

Cara membatasi sebuah topik dapat dilakukan dengan mempergunakan cara sebagai berikut:
1.Tetapkanlah topik yang akan digarap dalam kedudukan sentral.
2.Mengajukan pertanyaan, apakah topik yang berada dalam kedudukan sentral itu masih dapat dirinci lebih lanjut? Bila dapat, tempatkanlah rincian itu sekitar lingkaran topik pertama tadi.
3.Tetapkanlah dari rincian tadi mana yang akan dipilih.
4.Mengajukan pertanyaan apakah sektor tadi masih dapat dirinci lebih lanjut atau tidak.

Topik karangan merupakan jawaban atas pertanyaan
“Masalah apa yang akan ditulis?dan hendak menulis tentang apa?”

Ciri topik → permasalahannya yang bersifat umum dan belum terurai.




Ø  Judul
Pengertian  Judul :
Judul adalah nama yang dipakai untuk buku, bab dalam buku, kepala berita, dan lain-lain; identitas atau cermin dari jiwa seluruh karya tulis, bersifat menjelaskan diri dan yang manarik perhatian dan adakalanya menentukan wilayah (lokasi).
Dalam artikel judul sering disebut juga kepala tulisan.Ada yang mendefinisikan Judul adalah lukisan singkat suatu artikel atau disebut juga miniatur isi bahasan.
Judul hendaknya dibuat dengan ringkas, padat dan menarik. Judul artikel diusahakan tidak lebih dari lima kata, tetapi cukup menggambarkan isi bahasan.
Syarat-syarat pembuatan judul :
1.      Harus relevan, yaitu harus mempunyai pertalian dengan temanya, atau ada pertalian dengan beberapa bagian penting dari tema tersebut.
2.      Harus provokatif, yaitu harus menarik dengan sedemikian rupa sehingga menimbulkan keinginan tahu dari tiap pembaca terhadap isi buku atau karangan.
3.      Harus singkat, yaitu tidak boleh mengambil bentuk kalimat atau frasa yang panjang, tetapi harus berbentuk kata atau rangklaian kata yang singkat. Usahakan judul tidak lebih dari lima kata.
Judul terbagi menjadi dua,yaitu :
1.      Judul langsung :
Judul yang erat kaitannya dengan bagian utama berita, sehingga hubugannya denganbagian utama nampak jelas.
2.      .Judul tak langsung :
Judul yang tidak langsung hubungannya dengan bagian utama berita tapi tetapmenjiwai seluruh isi karangan atau berita.

Fungsi Judul
1.      Merupakan identitas/cermin dari jiwa seluruh karya tulis.
2.      Temanya menjelaskan diri dan menarik sehingga mengundang orang untukmembacanya atau untuk mempelajari isinya.
3.      Merupakan gambaran global tentang arah, maksud, tujuan, dan ruanglingkupnya.
4.      Relevan dengan isi seluruh naskah, masalah maksud,dan tujunnya.

Kerangka karangan disebut juga ragangan(outline). Pada prinsipnya, penyusunan kerangka karangan adalah proses penggolongan dan penataan berbagai fakta, yang kadang-kadang berbeda jenis dan sifatnya, menjadi kesatuan yang berpautan.  Penyusunan karya ilmiah dapat membuata ragaman buram , yakni ragangan yang hanya memuat pokok-pokok gagasan sebagai pecahan dari topik yang sudah dibatasi,  atau dapat juga membuat  ragangan kerja , yaitu ragangan yang sudah merupakan perluasan atau penjabaran dari ragangan buram . Tentu saja,  hal ini memudahkan penyusun untuk mengembangkan karangan. 
Penulisan Karya ilmiah harus menetukan dahulu judul bab dan judul subbab sebelum menentukan kerangka karangan.  Judul bab dan judul subbab itu merupakan pecahan masalah dari judul karya ilmiah yang sudah ditentukan.  Untuk menetukan judul bab dan subbab,  penyusun karya ilmiah dapat bertanya ihwal judul karya ilmiahnya. Pertanyaan yang dapat diajukan ialah “apa yang akan dilakukan dengan judul itu”, “akan diapakan judul itu”, atau “masalah apa saja yang dapat dibicarakan di bawah judul tersebut”.[3]
Misalnya judul karya ilmiah (hasil penelitian) “Pengaruh Motivasi dan Kepemimpinan terhadap Kepuasaan Kerja Karyawan Hotel Grand Candi Semarang”. Hal yang dapat tersangkut -paut dan dapat dibicarakan dalam karya ilmiah itu adalah (1) “manajemen sumber daya manusia”, (2) “motivasi”, (3) “kepemimpinan”, dan (4) “kepuasan kerja”. Hal-hal tersebut dapat dijadikan empat judul bab analisis. Atau, jika bagian analisisnya hanya satu bab, hal-hal itu dapat dijadikan subbab. Keempat subbab itu masih dapat dirinci lagi dengan memecah subbab tersebut menjadi bagian yang sekecil-kecilnya. Misalnya judul subbab “motivasi” dapat dipecah lagi menjadi (a) “pengertian motivasi” , (b) “teori motivas” , dan (c) “motivasi dan perilaku” . Judul subbab “kepemimpinan”.dapat dipecah lagi menjadi beberapa subsubbab yaitu (a) “pengertian kepemimpinan” (b) “teori kepemimpinan” ,(c) “tipe kepemimpinan”, dan (d) “fungsi kepemimpinan “ . Judul subbab kepuasaan kerja dapat dipecah lagi menjadi (a) “pengertian kepuasaan kerja”, (b) “teori kepuasaan kerja”, (c) “faktor yang mempengaruhi kepuasaan kerja”, (d) “manfaat kepuasaan kerja”, dan (e) “pengukuran kepuasaan kerja”.
Jika kita sudah merasa yakin bahwa masalah itu sudah dipecahkan lagi menjadi bab,  subbab seperti tersebut,  kini penyusunan karya ilmiah dapat menuliskan kerangka karangan/ragangan karya ilmiahnya. Ragangan inilah yang akan dijadikan patokan bekerja sehingga tidak akan terjadi tumpang tindih dalam penganalisisannya.[4]

            Teknik menguraikan latar belakang ada empat macam. Beberapa cara yang dapat di pilih penulis antara lain dengan memberikan :
a)      telaah kasus negatif,
b)      telaah kasus positif dikaitkan dengan masalah tulisan,
c)      kutipan menarik dan opini pakar, slogan atau idiom tertentu dikaitkan dengan masalah yang akan dibahas, serta
d)     informasi yang cukup dikenal oleh pembaca.
           Telaah kasus negatif artinya menguraikan kelemahan, kekurangannya dan sejenisnya.Sebaliknya, telaah kasus positif menguraikan latar belakang dengan menunjukkan keunggulan, kelebihan atau keandalan-keandalan.Kutipan menarik, berkaitan dengan pernyataan pakar yang dapat menumbuhkan minat dan atensi pembaca.Informasi yang dikenal pembaca maksudnya penguraian latar belakang dengan menunjukkan hal-hal yang akrab dikenal oleh pembaca.
           Telaan kasus positif dilakukan penulis, kebalikan dengan cara pertama. Penulis menguraikan kelebihan, keunggulan, keberhasilan bahkan keandalan pendekatan proses menulis.
    
Rumusan masalah adalah tulisan singkat berupa pertanyaan yang biasanya terletak di awal laporan atau proposal dan biasanya terletak setelah latar belakang yang dijelaskan dalam laporan tersebut.Rumusan masalah digunakan untuk menjelaskan masalah atau isu yang dibahas dokumen tersebut kepada para pembaca. Secara umum, suatu rumusan masalah akan menggarisbawahi fakta-fakta dasar dari masalahnya, menjelaskan alasan masalah itu penting, dan menentukan solusi secepat dan selangsung mungkin. Rumusan masalah sering digunakan di dunia bisnis untuk kepentingan perencanaan tapi dapat juga diperlukan dalam situasi akademis sebagai bagian dari laporan yang bergaya seperti laporan atau proyek tulisan.
Rumusan masalah deskriptif adalah suatu rumusan masalah yang berkenaan
dengan pertanyaan terhadap keberadaan variabel mandiri baik hanya pada satu
variabel atau lebih (variabel yang berdiri sendiri). Jadi dalam penelitian ini
peneliti tidak membuat perbandingan variabel itu pada sampel yang lain dan
mencari hubungan variabel itu dengan variabel yang lain.
Rumusan masalah komparatif adalah rumusan masalah penelitian yang membandingkan keberadaan satu variabel atau lebih pada dua atau lebih sampel yang berbeda.
Rumusan masalah asosiatif adalah rumusan masalah penelitian yang bersifat menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih. Terdapat tiga bentuk hubungan yaitu: hubungan simetris, hubungan kausal, dan interaktif.[5]

Adapun langkah – langkah dalam membuat suatu rumusan masalah adalah sebagai berikut :
1.      Menulis Rumusan Masalah Sendiri. Jelaskan keadaan “ideal”. Ada banyak cara yang berbeda untuk menulis rumusan masalah — beberapa sumber referensi merekomendasikan untuk langsung membahas masalah itu sendiri, sementara sumber lainnya merekomendasikan memberikan konteks latar belakang terlebih dahulu agar masalah (dan solusinya) lebih mudah untuk dipahami oleh pembaca. Jika Anda begitu tidak yakin bagaimana harus memulai, pilihlah opsi kedua. Walaupun keringkasan adalah sesuatu yang harus ditujukan oleh setiap tulisan yang praktis, pemahaman yang baik lebih penting lagi. Mulailah dengan menjelaskan bagaimana seharusnya hal-hal bekerja. Sebelum Anda menyebutkan masalah Anda, jelaskan dalam beberapa kalimat bagaimana berlangsungnya hal-hal jika tidak ada masalah.
2.      Pertanggungjawabkan pernyataan Anda. Tidak peduli berapa banyak uang yang Anda klaim dikuras masalah Anda terhadap perusahaan Anda, jika Anda tidak dapat mempertanggungjawabkan klaim Anda dengan bukti yang masuk akal, Anda mungkin tidak dianggap serius. Segera setelah Anda mulai membuat klaim spesifik tentang seberapa serius masalah Anda, Anda harus mulai mendukung pernyataan Anda dengan bukti. Dalam beberapa kasus, ini mungkin dari penelitian Anda sendiri, dari data dari penelitian atau proyek terkait, atau bahkan dari sumber pihak ketiga terkemuka.
3.      Usulkan solusi. Ketika Anda sudah menjelaskan apa masalahnya dan mengapa begitu penting, lanjutkan menjelaskan bagaimana Anda mengusulkan untuk mengurusnya. Seperti dengan pernyataan awal dari masalah Anda, penjelasan solusi Anda harus ditulis agar sejelas dan seringkas mungkin. Tetaplah pada konsep-konsep besar, penting, konkret dan tinggalkan rincian kecil untuk nanti — Anda akan memiliki banyak kesempatan untuk masuk ke setiap aspek kecil dari solusi yang Anda usulkan dalam badan proposal Anda.
4.      Jelaskan manfaat dari solusi. Sekali lagi, sekarang Anda sudah memberitahu pembaca Anda apa yang harus dilakukan soal masalah ini, ide yang sangat baik adalah menjelaskan mengapa solusi ini adalah ide yang baik. Karena bisnis selalu berusaha untuk meningkatkan efisiensi dan mendapatkan lebih banyak uang, Anda akan ingin fokus terutama pada dampak keuangan dari solusi Anda — biaya yang mana yang akan terkurangi, bentuk-bentuk baru dari pendapatan yang bagaimana yang akan dihasilkan, dan sebagainya. Anda juga bisa menjelaskan manfaat non-nyata, seperti kepuasan pelanggan yang meningkat, tetapi penjelasan total tidak boleh lebih panjang dari beberapa kalimat untuk satu paragraf.
5.      Simpulkan dengan meringkas masalah dan solusi. Setelah Anda telah mempresentasikan visi ideal untuk perusahaan Anda, mengidentifikasi masalah yang menhalangi Anda dari mencapai idealisme ini, dan menyarankan solusi, Anda hampir selesai. Yang tersisa untuk dilakukan adalah menyimpulkan dengan ringkasan argumen utama Anda yang memungkinkan Anda dengan mudah transisi ke dalam tubuh utama dari proposal Anda. Tidak perlu untuk membuat kesimpulan ini lagi daripada yang seperlunya — cobalah untuk menyatakan, hanya dalam beberapa kalimat, inti dasar dari apayang telah dijelaskan dalam pernyataan masalah Anda dan pendekatan yang Anda niatkan untuk diambil dalam badan artikel.[6]
6.      Ingat “lima W”. Rumusan masalah harus seinformatif mungkin dengan kata-kata sesedikit mungkin, tetapi tidak harus menyelidiki rincian kecil. Jika Anda pernah ragu-ragu tentang apa yang harus disertakan dalam rumusan masalah Anda, ide yang cerdas adalah mencoba untuk menjawab lima W (siapa/who, apa/what, di mana/where, kapan/when, dan mengapa/why), plus bagaimana/how. Mengatasi lima W memberikan pembaca Anda pengetahuan tingkat dasar yang baik untuk memahami masalah dan solusi tanpa merantau ke tingkat detail yang tidak perlu.
7.      Selalu mengoreksi kesalahan. Ini merupakan keharusan untuk semua bentuk tulisan yang serius — tidak ada draft pertama sepanjang sejarah yang tidak bisa memperoleh keuntungan dari mata yang hati-hati dan dari pengkoreksi yang baik. Setelah Anda menyelesaikan rumusan masalah Anda, bacalah dengan cepat. Apakah “alurnya” tampak benar? Apakah menyajikan ide-idenya dengan koheren? Apakah tampaknya teratur dengan logis? Jika tidak, buat perubahan ini sekarang. Saat Anda akhirnya puas dengan struktur rumusan masalah Anda, periksa ejaan, tata bahasa, dan kesalahan format.
Rumusan Masalah Penelitian yang Baik
Rumusan masalah penelitian yang baik, antara lain:
1.      Bersifat orisinil, belum ada atau belum banyak orang lain yang meneliti masalah tersebut.
2.      Dapat berguna bagi kepentingan ilmu pengetahuan dan terhadap masyarakat.
3.      Dapat diperoleh dengan cara-cara ilmiah.
4.      Jelas dan padat, jangan ada penafsiran yang lain terhadap masalah tersebut.
5.      Dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya.
6.      Bersifat etis, artinya tidak bertentangan atau menyinggung adat istiadat, ideologi, dan kepercayaan agama.
7.      Masalah biasanya dirumuskan dalam bentuk pertanyaan.
8.      Rumusan masalah harus jelas, padat, dan dapat dipahami oleh orang lain.
9.      Rumusan masalah harus mengandung unsure data yang mendukung pemecahan masalah penelitian.
10.  Rumusan masalah harus merupakan dasar dalam membuat kesimpulan sementara (hipotesis).
11.  Masalah harus menjadi dasar bagi judul penelitian.
Perumusan masalah memiliki fungsi sebagai berikut:
1.      Sebagai pendorong suatu kegiatan penelitian menjadi diadakan atau dengan kata lain berfungsi sebagai penyebab kegiatan penelitian itu menjadi ada dan dapat dilakukan.
2.      Sebagai pedoman, penentu arah atau fokus dari suatu penelitian. Perumusan masalah ini tidak berharga mati, akan tetapi dapat berkembang dan berubah setelah peneliti sampai di lapangan.
3.      Sebagai penentu jenis data macam apa yang perlu dan harus dikumpulkan oleh peneliti, serta jenis data apa yang tidak perlu dan harus disisihkan oleh peneliti. Keputusan memilih data mana yang perlu dan data mana yang tidak perlu dapat dilakukan peneliti, karena melalui perumusan masalah peneliti menjadi tahu mengenai data yang bagaimana yang relevan dan data yang bagaimana yang tidak relevan bagi kegiatan penelitiannya.
4.      Dengan adanya perumusan masalah penelitian, maka para peneliti menjadi dapat dipermudah di dalam menentukan siapa yang akan menjadi populasi dan sampel penelitian.[7]

BAB III

PENUTUP

1.      Topik karangan merupakan jawaban atas pertanyaan
“Masalah apa yang akan ditulis? dan hendak menulis tentang apa?”
2.      Judul hendaknya dibuat dengan ringkas, padat dan menarik. Judul artikel diusahakan tidak lebih dari lima kata, tetapi cukup menggambarkan isi bahasan.
3.      Kerangka karangan disebut juga ragangan(outline). Pada prinsipnya, penyusunan kerangka karangan adalah proses penggolongan dan penataan berbagai fakta, yang kadang-kadang berbeda jenis dan sifatnya, menjadi kesatuan yang berpautan.  Penyusunan karya ilmiah dapat membuata ragaman buram , yakni ragangan yang hanya memuat pokok-pokok gagasan sebagai pecahan dari topik yang sudah dibatasi,  atau dapat juga membuat  ragangan kerja , yaitu ragangan yang sudah merupakan perluasan atau penjabaran dari ragangan buram . Tentu saja,  hal ini memudahkan penyusun untuk mengembangkan karangan. 
4.      Dalam pembuatan rumusan masalah yang baik telah ada langkah tersendiri yang telah dipaparkan dalam makalah ini.
Kami yakin bahwa tulisan kami ini, masih jauh dari sempurna, untuk itu saran dan kritik dari pembaca, penulis harapkan sekali demi penyempurnaan tulisan/tugas makalah ini.



 


DAFTAR PUSTAKA


Suwignyo,Heri.2014.Bahasa Indonesia Keilmuan Perguruan Tinggi.Malang:Aditya Media.
Drs. H. Kurniawan,Khaerudin, M.Pd.2012.BAHASA INDONESIA KEILMUAN.Bandung:PT Refika Aditama.
http://sbm.binus.ac.id/2015/11/21/cara-membuat-rumusan-masalah/





[1]Heri Suwignyo,Bahasa Indonesia Keilmuan Perguruan Tinggi, (Malang: Aditya Media,2014),hlm.91.
[2] Ibid,.hlm.92
[3]Khaerudin Kurniawan,BAHASA INDONESIA KEILMUAN,(Bandung:PT Refika Aditama,2012),hlm.15.
[4]Ibid,.hlm16.
[5]http://sbm.binus.ac.id/2015/11/21/cara-membuat-rumusan-masalah/

[6]http://sbm.binus.ac.id/2015/11/21/cara-membuat-rumusan-masalah/

[7]http://sbm.binus.ac.id/2015/11/21/cara-membuat-rumusan-masalah/

1 komentar:

  1. The casino, butler casino, poker room, and gaming floor
    The Casino, butler casino, poker 남양주 출장마사지 room, and 순천 출장안마 gaming floor. It was 아산 출장샵 called Casino, 경주 출장안마 and there was only one 삼척 출장마사지 room to play.

    BalasHapus