KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum
wr.wb
Puji syukur Alhamdulillah kami
panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberi kami kesempatan menulis makalah
ini.Maka, tidak terkira ucapan syukur kami kepada-Nya. Sholawat serta salam
tetap tercurah kan kepada Nabi junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Semoga di
yaumul qiyamah nanti kita semua mendapatkan Syafaat-Nya.Makalah ini membahas
tentang “BEBERAPA RANCANGAN KARYA TULIS”.Dalam penyusunan makalah ini kami
mencari dari berbagai referensi.Kami mencantumkan materi insyalloh sesuai
dengan pokok bahasan.
Dalam penyusunan makalah ini pastinya ada campur
tangan dari berbagai pihak, tak lupa kami menyampaikan terimakasih kepada:
1. Ketua IAIN Tulungagung Dr. Maftukhin, M. Ag
2. Ariesta Bagus Pramuwibowo , M.PdBselaku
dosen pengampu mata kuliah Bahasa Indonesia yang telah membimbing kami dalam
menyelesaikan tugas makalah ini.
3. Kedua orang tua kami yang senantiasa
mendoakan kami.
4. Teman-teman yang memiliki semangat tinggi dalam belajar
sehingga memberi semangat kami untuk menyelesaiakan tugas ini.
Penyusun
menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna maka dari itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun, dan kami berharap semoga
makalah ini dapat bermanfat bagi para pembaca.Amin.
Wassalamu’alaikum
wr.wb
Tulungagung, 1 November 2016
Penyusun
BAB I
PEMBAHASAN
Karangan adalah suatu karya tulis
hasil dari kegiatan seseorang untuk mengungkapkan gagasan dan menyampaikanya
melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami.Lima jenis karangan yang
umum dijumpai dalam keseharian adalah narasi, deskripsi, eksposisi,
argumentasi, dan persuasi.Karangan dibedakan menjadi 3 jenis yaitu karya
tulis non-ilmiah (karya non ilmiah), semi ilmiah dan ilmiah. Dalam makalah ini
akan dipaparkan lebih jelas mengenai teknik menentukan judul, teknik menyusun
kerangka karangan, teknik menulis latar belakang, dan teknik merumuskan masalah
karangan ilmiah.
1. Bagaimana teknik menentukan topik dan
judul ?
2. Bagaimana teknik menyusun kerangka
karangan ?
3. Bagaimana teknik menulis latar belakang
?
4. Bagaimana teknik merumuskan masalah ?
1. Mengetahui teknik menentukan topik dan
judul.
2. Mengetahui teknik menyusun kerangka
karangan.
3. Mengetahui teknik menulis latar
belakang.
4. Mengetahui teknik merumuskan masalah.
BAB II
PEMBAHASAN
Ø Topik
Topik
adalah berasal dari bahasa Yunani “topoi” yang berarti tempat, dalam tulis
menulis bebarti pokok pembicaraan atau sesuatu yang menjadi landasan penulisan
suatu artikel.
1. Mengidentifikasi Isi Topik Tulisan
Istilah sering dikacaukan dengan
tema. Topik adalah medan atau lapangan masalah yang akan ditulis dalam karya
keilmuan baik konseptual maupun maupun hasil penelitian. Untuk itu medan
masalah yang keilmuan yang dapat ditulis relative tidak terbatas. Misalnya,
tentang sains, tegnologi, social, humanivora, seni, edukasi, dan sebagainya.
Medan masalah teknologi antara lain mencakup teknologi komunikasi, industry,
arsitektur, desain, dan rekayassa. Bertitik tumpu pada teknologi informasi
saja, penulis dapat memetakan sejumlah masalah, misalnya tegnologi (a) audio,
(b) visual, (c) audio-visual,(d) grafis,(e) desain,dst. Demikian pula tegnologi
industri, di dalamnya tercakup masalah industri (a) pertanian, (b) kelautan,
(c) kehutanan, (d) kedirgantaraan, (e) ketekstilan, dst. Jadi, dalam tulisan
keilmuan topik memiliki medan masalah yang luas.
Tema diartikan sebagai pernyataan
sentral atau pernyataan inti tentang topic yang akan di tulis. Tema sifatnya
hipotesis maksudnya perlu pembuktian empiris terhadap topic terpilih.[1]
2. Teknik mengeksplorasi Topik / Pemilihan
Topik
Ada banyak cara atau teknik
menemukan dan menentukan topic tulisan keilmuan. Dalam buku ini ada 3 teknik
yang dinilai mudah diterapkan, yakni dengan teknik :
a) pengekplorasian fakta keilmuan yang
terjadi disekitar,
b) pengeksplorasian isu-isu keilmuan
actual, dan
c) memanfaatkan informasi hasil membaca.[2]
Cara membatasi sebuah topik
dapat dilakukan dengan mempergunakan cara sebagai berikut:
1.Tetapkanlah topik yang akan digarap dalam kedudukan sentral.
2.Mengajukan pertanyaan, apakah topik yang berada dalam kedudukan sentral itu masih dapat dirinci lebih lanjut? Bila dapat, tempatkanlah rincian itu sekitar lingkaran topik pertama tadi.
3.Tetapkanlah dari rincian tadi mana yang akan dipilih.
4.Mengajukan pertanyaan apakah sektor tadi masih dapat dirinci lebih lanjut atau tidak.
1.Tetapkanlah topik yang akan digarap dalam kedudukan sentral.
2.Mengajukan pertanyaan, apakah topik yang berada dalam kedudukan sentral itu masih dapat dirinci lebih lanjut? Bila dapat, tempatkanlah rincian itu sekitar lingkaran topik pertama tadi.
3.Tetapkanlah dari rincian tadi mana yang akan dipilih.
4.Mengajukan pertanyaan apakah sektor tadi masih dapat dirinci lebih lanjut atau tidak.
Topik
karangan merupakan jawaban atas pertanyaan
“Masalah apa yang akan ditulis?dan hendak menulis tentang apa?”
“Masalah apa yang akan ditulis?dan hendak menulis tentang apa?”
Ciri
topik → permasalahannya yang bersifat umum dan belum terurai.
Ø Judul
Pengertian Judul :
Judul
adalah nama yang dipakai untuk buku, bab dalam buku, kepala berita, dan
lain-lain; identitas atau cermin dari jiwa seluruh karya tulis, bersifat
menjelaskan diri dan yang manarik perhatian dan adakalanya menentukan wilayah
(lokasi).
Dalam
artikel judul sering disebut juga kepala tulisan.Ada yang mendefinisikan Judul
adalah lukisan singkat suatu artikel atau disebut juga miniatur isi bahasan.
Judul
hendaknya dibuat dengan ringkas, padat dan menarik. Judul artikel diusahakan
tidak lebih dari lima kata, tetapi cukup menggambarkan isi bahasan.
Syarat-syarat
pembuatan judul :
1.
Harus relevan, yaitu harus mempunyai
pertalian dengan temanya, atau ada pertalian dengan beberapa bagian penting
dari tema tersebut.
2.
Harus provokatif, yaitu harus
menarik dengan sedemikian rupa sehingga menimbulkan keinginan tahu dari tiap
pembaca terhadap isi buku atau karangan.
3.
Harus singkat, yaitu tidak boleh
mengambil bentuk kalimat atau frasa yang panjang, tetapi harus berbentuk kata
atau rangklaian kata yang singkat. Usahakan judul tidak lebih dari lima kata.
Judul
terbagi menjadi dua,yaitu :
1.
Judul langsung :
Judul yang erat kaitannya dengan
bagian utama berita, sehingga hubugannya denganbagian utama nampak jelas.
2.
.Judul tak langsung :
Judul yang tidak langsung hubungannya dengan bagian utama
berita tapi tetapmenjiwai seluruh isi karangan atau berita.
Fungsi
Judul
1.
Merupakan identitas/cermin dari jiwa
seluruh karya tulis.
2.
Temanya menjelaskan diri dan menarik
sehingga mengundang orang untukmembacanya atau untuk mempelajari isinya.
3.
Merupakan gambaran global tentang
arah, maksud, tujuan, dan ruanglingkupnya.
4.
Relevan dengan isi seluruh naskah,
masalah maksud,dan tujunnya.
Kerangka karangan disebut juga
ragangan(outline). Pada prinsipnya, penyusunan kerangka karangan adalah proses
penggolongan dan penataan berbagai fakta, yang kadang-kadang berbeda jenis dan
sifatnya, menjadi kesatuan yang berpautan.
Penyusunan karya ilmiah dapat membuata ragaman buram , yakni ragangan yang hanya memuat pokok-pokok
gagasan sebagai pecahan dari topik yang sudah dibatasi, atau dapat juga membuat ragangan
kerja , yaitu ragangan yang sudah merupakan perluasan atau penjabaran dari
ragangan buram . Tentu saja, hal ini
memudahkan penyusun untuk mengembangkan karangan.
Penulisan Karya ilmiah harus menetukan
dahulu judul bab dan judul subbab sebelum menentukan kerangka karangan. Judul bab dan judul subbab itu merupakan
pecahan masalah dari judul karya ilmiah yang sudah ditentukan. Untuk menetukan judul bab dan subbab, penyusun karya ilmiah dapat bertanya ihwal
judul karya ilmiahnya. Pertanyaan yang dapat diajukan ialah “apa yang akan
dilakukan dengan judul itu”, “akan diapakan judul itu”, atau “masalah apa saja
yang dapat dibicarakan di bawah judul tersebut”.[3]
Misalnya judul karya ilmiah (hasil
penelitian) “Pengaruh Motivasi dan Kepemimpinan terhadap Kepuasaan Kerja
Karyawan Hotel Grand Candi Semarang”. Hal yang dapat tersangkut -paut dan dapat
dibicarakan dalam karya ilmiah itu adalah (1) “manajemen sumber daya manusia”,
(2) “motivasi”, (3) “kepemimpinan”, dan (4) “kepuasan kerja”. Hal-hal tersebut
dapat dijadikan empat judul bab analisis. Atau, jika bagian analisisnya hanya
satu bab, hal-hal itu dapat dijadikan subbab. Keempat subbab itu masih dapat
dirinci lagi dengan memecah subbab tersebut menjadi bagian yang
sekecil-kecilnya. Misalnya judul subbab “motivasi” dapat dipecah lagi menjadi
(a) “pengertian motivasi” , (b) “teori motivas” , dan (c) “motivasi dan perilaku”
. Judul subbab “kepemimpinan”.dapat dipecah lagi menjadi beberapa subsubbab
yaitu (a) “pengertian kepemimpinan” (b) “teori kepemimpinan” ,(c) “tipe
kepemimpinan”, dan (d) “fungsi kepemimpinan “ . Judul subbab kepuasaan kerja
dapat dipecah lagi menjadi (a) “pengertian kepuasaan kerja”, (b) “teori
kepuasaan kerja”, (c) “faktor yang mempengaruhi kepuasaan kerja”, (d) “manfaat
kepuasaan kerja”, dan (e) “pengukuran kepuasaan kerja”.
Jika kita sudah merasa yakin bahwa
masalah itu sudah dipecahkan lagi menjadi bab,
subbab seperti tersebut, kini
penyusunan karya ilmiah dapat menuliskan kerangka karangan/ragangan karya
ilmiahnya. Ragangan inilah yang akan dijadikan patokan bekerja sehingga tidak
akan terjadi tumpang tindih dalam penganalisisannya.[4]
Teknik menguraikan
latar belakang ada empat macam. Beberapa cara yang dapat di pilih penulis
antara lain dengan memberikan :
a) telaah kasus negatif,
b) telaah kasus positif dikaitkan dengan
masalah tulisan,
c) kutipan menarik dan opini pakar, slogan
atau idiom tertentu dikaitkan dengan masalah yang akan dibahas, serta
d) informasi yang cukup dikenal oleh
pembaca.
Telaah kasus negatif artinya
menguraikan kelemahan, kekurangannya dan sejenisnya.Sebaliknya, telaah kasus
positif menguraikan latar belakang dengan menunjukkan keunggulan, kelebihan
atau keandalan-keandalan.Kutipan menarik, berkaitan dengan pernyataan pakar
yang dapat menumbuhkan minat dan atensi pembaca.Informasi yang dikenal pembaca
maksudnya penguraian latar belakang dengan menunjukkan hal-hal yang akrab
dikenal oleh pembaca.
Telaan kasus positif dilakukan
penulis, kebalikan dengan cara pertama. Penulis menguraikan kelebihan,
keunggulan, keberhasilan bahkan keandalan pendekatan proses menulis.
Rumusan masalah adalah tulisan
singkat berupa pertanyaan yang biasanya terletak di awal laporan atau proposal
dan biasanya terletak setelah latar belakang yang dijelaskan dalam laporan
tersebut.Rumusan masalah digunakan untuk menjelaskan masalah atau isu yang dibahas
dokumen tersebut kepada para pembaca. Secara umum, suatu rumusan masalah akan
menggarisbawahi fakta-fakta dasar dari masalahnya, menjelaskan alasan masalah
itu penting, dan menentukan solusi secepat dan selangsung mungkin. Rumusan
masalah sering digunakan di dunia bisnis untuk kepentingan perencanaan tapi
dapat juga diperlukan dalam situasi akademis sebagai bagian dari laporan yang
bergaya seperti laporan atau proyek tulisan.
Rumusan masalah deskriptif adalah suatu rumusan masalah yang
berkenaan
dengan pertanyaan terhadap keberadaan variabel mandiri baik hanya pada satu
variabel atau lebih (variabel yang berdiri sendiri). Jadi dalam penelitian ini
peneliti tidak membuat perbandingan variabel itu pada sampel yang lain dan
mencari hubungan variabel itu dengan variabel yang lain.
dengan pertanyaan terhadap keberadaan variabel mandiri baik hanya pada satu
variabel atau lebih (variabel yang berdiri sendiri). Jadi dalam penelitian ini
peneliti tidak membuat perbandingan variabel itu pada sampel yang lain dan
mencari hubungan variabel itu dengan variabel yang lain.
Rumusan masalah komparatif adalah rumusan masalah penelitian yang
membandingkan keberadaan satu variabel atau lebih pada dua atau lebih sampel
yang berbeda.
Rumusan masalah asosiatif adalah rumusan masalah penelitian yang
bersifat menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih. Terdapat tiga
bentuk hubungan yaitu: hubungan simetris, hubungan kausal, dan
interaktif.[5]
Adapun langkah – langkah dalam membuat suatu rumusan masalah adalah sebagai berikut :
1. Menulis
Rumusan Masalah Sendiri. Jelaskan keadaan “ideal”. Ada banyak cara yang berbeda untuk
menulis rumusan masalah — beberapa sumber referensi merekomendasikan untuk
langsung membahas masalah itu sendiri, sementara sumber lainnya
merekomendasikan memberikan konteks latar belakang terlebih dahulu agar masalah
(dan solusinya) lebih mudah untuk dipahami oleh pembaca. Jika Anda begitu tidak
yakin bagaimana harus memulai, pilihlah opsi kedua. Walaupun keringkasan adalah
sesuatu yang harus ditujukan oleh setiap tulisan yang praktis, pemahaman yang
baik lebih penting lagi. Mulailah dengan menjelaskan bagaimana seharusnya
hal-hal bekerja. Sebelum Anda menyebutkan masalah Anda, jelaskan dalam beberapa
kalimat bagaimana berlangsungnya hal-hal jika tidak ada masalah.
2. Pertanggungjawabkan
pernyataan Anda.
Tidak peduli berapa banyak uang yang Anda klaim dikuras masalah Anda terhadap
perusahaan Anda, jika Anda tidak dapat mempertanggungjawabkan klaim Anda dengan
bukti yang masuk akal, Anda mungkin tidak dianggap serius. Segera setelah Anda
mulai membuat klaim spesifik tentang seberapa serius masalah Anda, Anda harus
mulai mendukung pernyataan Anda dengan bukti. Dalam beberapa kasus, ini mungkin
dari penelitian Anda sendiri, dari data dari penelitian atau proyek terkait,
atau bahkan dari sumber pihak ketiga terkemuka.
3. Usulkan
solusi.
Ketika Anda sudah menjelaskan apa masalahnya dan mengapa begitu
penting, lanjutkan menjelaskan bagaimana Anda mengusulkan untuk
mengurusnya. Seperti dengan pernyataan awal dari masalah Anda, penjelasan
solusi Anda harus ditulis agar sejelas dan seringkas mungkin. Tetaplah pada
konsep-konsep besar, penting, konkret dan tinggalkan rincian kecil untuk nanti
— Anda akan memiliki banyak kesempatan untuk masuk ke setiap aspek kecil dari
solusi yang Anda usulkan dalam badan proposal Anda.
4. Jelaskan
manfaat dari solusi. Sekali lagi, sekarang Anda sudah memberitahu pembaca Anda apa
yang harus dilakukan soal masalah ini, ide yang sangat baik adalah menjelaskan mengapa
solusi ini adalah ide yang baik. Karena bisnis selalu berusaha untuk
meningkatkan efisiensi dan mendapatkan lebih banyak uang, Anda akan ingin fokus
terutama pada dampak keuangan dari solusi Anda — biaya yang mana yang akan
terkurangi, bentuk-bentuk baru dari pendapatan yang bagaimana yang akan
dihasilkan, dan sebagainya. Anda juga bisa menjelaskan manfaat non-nyata,
seperti kepuasan pelanggan yang meningkat, tetapi penjelasan total tidak boleh
lebih panjang dari beberapa kalimat untuk satu paragraf.
5. Simpulkan
dengan meringkas masalah dan solusi. Setelah Anda telah mempresentasikan
visi ideal untuk perusahaan Anda, mengidentifikasi masalah yang menhalangi Anda
dari mencapai idealisme ini, dan menyarankan solusi, Anda hampir selesai. Yang
tersisa untuk dilakukan adalah menyimpulkan dengan ringkasan argumen utama Anda
yang memungkinkan Anda dengan mudah transisi ke dalam tubuh utama dari proposal
Anda. Tidak perlu untuk membuat kesimpulan ini lagi daripada yang seperlunya —
cobalah untuk menyatakan, hanya dalam beberapa kalimat, inti dasar dari apayang
telah dijelaskan dalam pernyataan masalah Anda dan pendekatan yang Anda niatkan
untuk diambil dalam badan artikel.[6]
6. Ingat
“lima W”.
Rumusan masalah harus seinformatif mungkin dengan kata-kata sesedikit mungkin,
tetapi tidak harus menyelidiki rincian kecil. Jika Anda pernah ragu-ragu
tentang apa yang harus disertakan dalam rumusan masalah Anda, ide yang cerdas
adalah mencoba untuk menjawab lima W (siapa/who, apa/what, di mana/where,
kapan/when, dan mengapa/why), plus bagaimana/how. Mengatasi
lima W memberikan pembaca Anda pengetahuan tingkat dasar yang baik untuk
memahami masalah dan solusi tanpa merantau ke tingkat detail yang tidak perlu.
7. Selalu
mengoreksi kesalahan. Ini merupakan keharusan untuk semua bentuk tulisan
yang serius — tidak ada draft pertama sepanjang sejarah yang tidak bisa
memperoleh keuntungan dari mata yang hati-hati dan dari pengkoreksi yang baik.
Setelah Anda menyelesaikan rumusan masalah Anda, bacalah dengan cepat. Apakah
“alurnya” tampak benar? Apakah menyajikan ide-idenya dengan koheren? Apakah
tampaknya teratur dengan logis? Jika tidak, buat perubahan ini sekarang. Saat
Anda akhirnya puas dengan struktur rumusan masalah Anda, periksa ejaan, tata
bahasa, dan kesalahan format.
Rumusan Masalah Penelitian yang Baik
Rumusan masalah penelitian yang
baik, antara lain:
1. Bersifat
orisinil, belum ada atau belum banyak orang lain yang meneliti masalah
tersebut.
2. Dapat
berguna bagi kepentingan ilmu pengetahuan dan terhadap masyarakat.
3. Dapat
diperoleh dengan cara-cara ilmiah.
4. Jelas
dan padat, jangan ada penafsiran yang lain terhadap masalah tersebut.
5. Dirumuskan
dalam bentuk kalimat tanya.
6. Bersifat
etis, artinya tidak bertentangan atau menyinggung adat istiadat, ideologi, dan
kepercayaan agama.
7. Masalah
biasanya dirumuskan dalam bentuk pertanyaan.
8. Rumusan
masalah harus jelas, padat, dan dapat dipahami oleh orang lain.
9. Rumusan
masalah harus mengandung unsure data yang mendukung pemecahan masalah
penelitian.
10. Rumusan
masalah harus merupakan dasar dalam membuat kesimpulan sementara (hipotesis).
11. Masalah
harus menjadi dasar bagi judul penelitian.
Perumusan masalah memiliki fungsi
sebagai berikut:
1. Sebagai
pendorong suatu kegiatan penelitian menjadi diadakan atau dengan kata lain
berfungsi sebagai penyebab kegiatan penelitian itu menjadi ada dan dapat
dilakukan.
2. Sebagai
pedoman, penentu arah atau fokus dari suatu penelitian. Perumusan masalah ini
tidak berharga mati, akan tetapi dapat berkembang dan berubah setelah peneliti
sampai di lapangan.
3. Sebagai
penentu jenis data macam apa yang perlu dan harus dikumpulkan oleh peneliti,
serta jenis data apa yang tidak perlu dan harus disisihkan oleh peneliti.
Keputusan memilih data mana yang perlu dan data mana yang tidak perlu dapat
dilakukan peneliti, karena melalui perumusan masalah peneliti menjadi tahu
mengenai data yang bagaimana yang relevan dan data yang bagaimana yang tidak
relevan bagi kegiatan penelitiannya.
4. Dengan
adanya perumusan masalah penelitian, maka para peneliti menjadi dapat
dipermudah di dalam menentukan siapa yang akan menjadi populasi dan sampel
penelitian.[7]
BAB III
PENUTUP
1.
Topik karangan merupakan jawaban
atas pertanyaan
“Masalah apa yang akan ditulis? dan hendak menulis tentang apa?”
“Masalah apa yang akan ditulis? dan hendak menulis tentang apa?”
2.
Judul hendaknya dibuat dengan
ringkas, padat dan menarik. Judul artikel diusahakan tidak lebih dari lima
kata, tetapi cukup menggambarkan isi bahasan.
3. Kerangka karangan disebut juga ragangan(outline).
Pada prinsipnya, penyusunan kerangka karangan adalah proses penggolongan dan
penataan berbagai fakta, yang kadang-kadang berbeda jenis dan sifatnya, menjadi
kesatuan yang berpautan. Penyusunan
karya ilmiah dapat membuata ragaman buram
, yakni ragangan yang hanya memuat pokok-pokok gagasan sebagai pecahan dari
topik yang sudah dibatasi, atau dapat
juga membuat ragangan kerja , yaitu ragangan yang sudah merupakan perluasan atau
penjabaran dari ragangan buram . Tentu saja,
hal ini memudahkan penyusun untuk mengembangkan karangan.
4.
Dalam pembuatan rumusan masalah yang
baik telah ada langkah tersendiri yang telah dipaparkan dalam makalah ini.
Kami yakin bahwa tulisan kami ini, masih jauh dari sempurna, untuk itu
saran dan kritik dari pembaca, penulis harapkan sekali demi penyempurnaan
tulisan/tugas makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Suwignyo,Heri.2014.Bahasa Indonesia Keilmuan Perguruan Tinggi.Malang:Aditya
Media.
Drs.
H. Kurniawan,Khaerudin, M.Pd.2012.BAHASA
INDONESIA KEILMUAN.Bandung:PT Refika Aditama.
http://sbm.binus.ac.id/2015/11/21/cara-membuat-rumusan-masalah/
[1]Heri Suwignyo,Bahasa Indonesia Keilmuan Perguruan Tinggi,
(Malang: Aditya Media,2014),hlm.91.
[3]Khaerudin Kurniawan,BAHASA INDONESIA KEILMUAN,(Bandung:PT Refika
Aditama,2012),hlm.15.
[5]http://sbm.binus.ac.id/2015/11/21/cara-membuat-rumusan-masalah/
[6]http://sbm.binus.ac.id/2015/11/21/cara-membuat-rumusan-masalah/
[7]http://sbm.binus.ac.id/2015/11/21/cara-membuat-rumusan-masalah/
The casino, butler casino, poker room, and gaming floor
BalasHapusThe Casino, butler casino, poker 남양주 출장마사지 room, and 순천 출장안마 gaming floor. It was 아산 출장샵 called Casino, 경주 출장안마 and there was only one 삼척 출장마사지 room to play.