Paragaf
A.
Pengertian Paragaf
Kata
paragaf diserap dari bahasa inggris paragraph.Kata inggris paragraph terbentuk
dari kata yunani para- yang berarti “sebelum”, dan –grafein “menulis atau
menggores”.Paragraf adalah sebuah wacana mini atau suatu bentuk bahasa yang
biasanya merupakan hasil penggabungan beberapa
kalimat.[1]
Paragraf
merupakan inti Penuangan buah pikiran dalam sebuah karangan.Dalam paragraf
terkandung satu unit buah pikiran yang didukung oleh semua kalimat dalam
paragraf tersebut, mulai dari kalimat pengenal, kalimat utama atau topik,
kalimat-kalimat penjelas sampai pada kalimat penutup.Himpunan kalimat ini
saling bertalian dalam suatu rangkaian untuk membentuk sebuah gagasan (Akhadiah
dkk, 1991:144).
Keraf (1977:51), menyebut paragraf
dengan istilah alinea.Alinea adalah kesatuan pikiran yang lebih tinggi atau
lebih luas dari kalimat.Ia merupakan himpunan dari kalimat-kalimat yang
bertalian dalam suatu rangkaian untuk membentuk sebuah ide.
B. Ciri-Ciri Paragraf
Paragraf memiliki ciri-ciri
sebagai berikut :[2]
1.
Paragraf menggunakan pikiran utama (gagasan
utama) yang dinyatakan dalam kalimat topik.
2.
Setiap paragraf menggunakan satu kalimat topik
dan selebihnya merupakan kalimat pengembang yang berfungsi menjelaskan,
menguraikan dan menerangkan pikiran utama yang ada dalam kalimat topik.
3.
Paragraf menggunakan penjelas (gagasan penjelas)
yang dinyatakan dalam kalimat penjelas. Kalimat ini berisi detail-detail
kalimat topik.
C.
Fungsi paragraf
1.
Mengekspresikan gagasan tertulis dengan memberi
bentuk suatu pikiran dan perasaan kedalam serangkaian kalimat yang tersusun
secara logis, dalam suatu kesatuan.
2.
Menandai peralihan (penggantian) gagasan baru
bagi karangan yang terdiri dari beberapa paragraf, ganti paragraf berarti ganti
pikiran.
3.
Memudahkan pengorganisasian gagasan bagi penulis
4.
memudahkan
pemahaman bagi pembacanya.
D.
Macam-Macam Paragaf
Berdasarkan
letak kalimat topiknya paragraf dapat dibagi:[3]
1.
Paragraf deduksi (kalimat topik pada awal paragraf)
Kalimat topik
pada awal paragraf pada umumnya berisi pikiran utama yang bersifat umum.
Kalimat selanjutnya berisi pikiran penjelas yang bersifat khusus disebut
kalimat penjelas. Isi kalimat ini berupa: penjelas, uraian, analisis,
contoh-contoh, keterangan, atau rincian kalimat topik.
Contoh :
Selain bank umum syariah, bank konvensional juga
mulai melirik bentuk perbankan syariah ini dengan mendirikan unit usaha
syariah. Saat ini terdapat tujuh bank yang
memiliki unit usaha syariah, yaitu Bank Bukopin, Bank Danamon, Bank BNI, Bank
BRI, Bank IFI,dan Bank Pembangungan
Daerah Jawa Barat, dan Bank BII. (Ali Mutasowifin, Menggagas Strategi Pengembangan Perbankan Syariah Di Pasar Nonmuslim)
2.
Paragraf induksi (kalimat topik pada akhir paragraf)
Paragraf
diakhiri kalimat topik dan diawali dengan kalimat penjelas. Artinya paragraf
ini menyajikan kasus-kasus, contoh, penjelasan, keterangan, atau analisis lebih
dahulu,barulah ditutup dengan kalimat topik. Dengan demikian paragraf ini menggunakan
penalaran induktif.
Contoh :
Islam
mengajarkan umatnya untuk berusaha mendapatkan kehidupan yang lebih baik di
dunia maupun di akhirat.Memperoleh kehidupan yang baik di dunia dan di akhirat
ini yang dapat menjamin tercapainya kesejahteraan lahir dan batin.Salah satu cara untuk mencapai kesejahteraan
itu adalah dengn melakukan kegiatan investasi. (Sakinah, Investasi Dalam Islam)
3.
Paragraf kombinasi (kalimat topik pada awal paragraf dan akhir paragraf)
Kalimat topik
dalam sebuah paragraf pada hakikatnya hanya satu. Penempatan kalimat topik yang
kedua berfungsi untuk menegaskan kembali pikiran utama paragraf tersebut. Namun
demikian, penempatan kalimat topik pada awal dan akhir paragraf berpengaruh
pada penalaran. Kalimat topik pada awal dan akhir menyebabkan paragraf bersifat
deduktif-induktif.
Contoh :
Obat-obatan
palsu yang beredar di masyarakat tidak mudah dibedakan dari obat asli.Jangankan
masyarakat awam, dokter, atau mereka yang ahli dalam bidang obat-obatan
punsulit membedakan mana obat palsu dan mana yang asli. Tidak hanya kemasannya
yang tampak sama. Warna obatnya juga sangat mirip obat asli. Bahkan, bau dan
rasanya nyaris sama. Faktanya, obat palsu memang sangatsulit dibedakan dari
yang asli.
4.
Paragraf penuh
Paragraf penuh
maksudnya paragraf penuh dengan kalimat topik, seluruh kalimat yang membangun
paragraf sama pentingnya sehingga tidak satupun kalimat yang khusus menjadi
kalimat topik. Paragraf ini sering dijumpai dalam uraian-uraian yang bersifat
deskriptif dan naratif terutama dalam karangan fiksi.
Contoh :
Apabila
diselidiki segi tsubut hadis-hadis tersebut, maka keduanya merupakan hadis
dha’if.Hadis petama merupakan hadis mursal karena di dalam sanadnya terdapat
ibrahim ibn abi yahya yang merupakan perawi yang lemah.Sedangkan hadis kedua
merupakan hadis munqathi’ karena dalam rangkaian sanadnya terdapat seorang rawi
yang tidak dikenal.(Nur Hidayah, Fatwa-Fatwa
Dewan Syariah NasionalAtas Aspek Hukum Islam Perbankan Syariah Di Indonesia)
1. Paragraf Pembuka
Paragraf yang berperan sebagai pengantar untuk sampai
kepada masalah yang akan diuraikan. Sebab itu paragraf pembuka harus dapat
menarik minat dan perhatian pembaca, serta sanggup menyiapkan pikiran pembaca
kepada masalah yang akan diuraikan. Paragraf pembuka ini jangan terlalu panjang
supaya tidak membosankan.Paragraf pembuka (awal) mempunyai dua kegunaan, yaitu
selain supaya dapat menarik perhatian pembaca, juga berfungsi menjelaskan
tentang tujuan dari penulisan itu.
2.
Paragraf Penghubung
Masalah
yang akan diuraikan terdapat dalam paragraf penghubung. Paragraf penghubung
berisi inti persoalan yang akan dikemukakan. Oleh karena itu, secara
kuantitatif paragraf inilah yang paling panjang, dan antara paragraf dengan
paragraf harus saling berhubungan secara logis.
3.
Paragraf Penutup
Paragraf
penutup mengakhiri sebuah karangan.Biasanya paragraf ini berisi kesimpulan dari
paragraf penghubung.Dapat juga paragraf penutup berisi penegasan kembali
mengenai hal-hal yang dianggap penting dalam paragraf penghubung.Paragraf
penutup yang berfungsi mengakhiri sebuah karangan tidak boleh terlalu
panjang.Namun, tidak berarti, paragraf ini dapat tiba-tiba diputuskan begitu
saja.Jadi, seorang penulis harus dapat menjaga perbandingan antara paragraf
pembuka, penghubung, dan penutup.
Berdasarkan
Tujuan dari Sifatnya, paragraf dibedakan menjadi limamacam, yaitu paragraf
deskripsi, narasi, eksposisi, argumentasi, dan persuasi.[5]
1.
Deskripsi berasal dari verba to describe, yang
artinya menguraikan,memerikan, atau melukiskan. Paragraf deskripsi adalah
paragraf yangbertujuan memberikan kesan/impresi kepada pembaca terhadap
objek,gagasan, tempat,peristiwa, dan semacamnya yang ingin disampaikanpenulis.
Dengan deskripsi yang baik pembaca dapat dibuat seolah-olahmelihat, mendengar,
merasakan, atau terlihat dalam peristiwa yangdiuraikan penulis.
Contoh :
Wanita itu tampaknya
tidak jauh usianya dari dua puluhtahun. Mungkin ia lebih tua, tapi pakaian dan
lagak-lagaknyamengurangi umurnya. Parasnya cantik. Hidung bangur danmatanya
berkilauan seperti mata seorang india. Tahi lalat di atasbibirnya dan rambutnya
yang ikal bergelombang-lombangmenyempurnakan kecantikannya itu.
2.
Narasi
(narration) secara harafiah bermakna kisah atau
cerita. Paragrafnarasi bertujuan mengisahkan atau menceritakan. Paragraf
narasikadang-kadang mirip dengan paragraf deskripsi. Bedanya,
narasimementingkan urutan dan biasanya ada tokoh yang diceritakan.Paragraf
narasi tidak hanya terdapat dalam karya fiksi (cerpen dan novel),tetapi sering
pula terdapat dalam tulisan nonfiksi
Contoh :
Sejarah perbankan syariah diawali sebelas
tahun lalu, ketika BankMuamalat mulai beroperasi pada 1 Mei 1992, dengan total
komitmen modaldisetor sebesar Rp 106.126.382.000,- (Bank Muamalat, 1993) Pada
masa-masaawal operasinya, keberadaan bank syariah belumlah memperolehperhatian
yang optimal dalam tatanan sektor perbankan nasional. Landasanhukum operasi
bank yang menggunakan sistem syariah, saat itu hanyadikategorikan sebagai “bank
dengan sistem bagi hasil”; tanpa rincianlandasan hukum syariah serta
jenis-jenis usaha yang diperbolehkan. Hal initercermin dari UU No. 7 Tahun
1992, di mana pembahasan mengenaiperbankan dengan sistem bagi hasil hanya
diuraikan sepintas lalu.(Ali Mutasowifin, Menggagas
Strategi Pengembangan Perbankan Syariah Di Pasar Nonmuslim)
3.
Paragraf
eksposisi bertujuan memaparkan,
menjelaskan,menyampaikan informasi, mengajarkan, dan menerangkan sesuatutanpa
disertai ajakan atau desakan agar pembaca menerima ataumengikutinya. Paragraf
eksposisi biasanya digunakan untukmenyajikan pengetahuan/ilmu, definisi,
pengertian, langkah-langkahsuatu kegiatan, metode, cara, dan proses terjadinya
sesuatu.
Contoh :
Dalam upaya penciptaan efisiensi
operasional dan daya saing banksyariah seperti tersebut di atas, perlu
diperhatikan pencapaian economies ofscale serta economies of scope dari
perbankan syariah.Dalam kaitannyadengan hal inilah perluasan cakupan pasar
dengan juga memberikanperhatian pada pasar rasional dan nonmuslim menemukan
relevansinya.(Ali Mutasowifin, Menggagas
Strategi Pengembangan Perbankan Syariah Di Pasar Nonmuslim)
4.
Istilah argumentasi diturunkan dari
verba to argue (Ing) yang artinyamembuktikan atau menyampaikan alasan.
Paragraf argumentasibertujuan menyampaikan suatu pendapat, konsepsi, atau opini
tertuliskepada pembaca. Untuk meyakinkan pembaca bahwa yang disampaikanitu
benar, penulis menyertakan bukti, Contoh, dan berbagai alasanyang sulit
dibantah.
Contoh :
Secara umum perkembangan kinerja keuangan perbankan
syariah di Indonesia dapat diringkas pada Tabel 2 berikut. Data-data yang ada
menunjukan bahwa perbankan syariah mampu terus bertumbuh baik dalam sisi asset,
perolehan laba maupun pengumpulan dana pihak ketiga. Sepanjang 2002 hingga
September 2009, asset perbankan syariah tumbuh dari Rp 4.045 Miliyar menjadi Rp
58.034 Miliyar.Jumlah ini menunjukkan pertumbuhan positif setiap tahunnya yang
bahkan mencapai 90% lebih pada 2003 dan 2004.Sedangkan untuk tahun selanjutnya
pertumbuhan berkisar di antara 17% hingga 36% per tahun. (Yuli Ardiyansyah,Kinerja Keuangan Perbankan Syariah di
Indonesia dan Kontribusinya bagi Pembangunan Nasional)
5.
Persuasi
diturunkan dari verba to persuade
yang artinya membujuk, ataumenyarankan. Paragraf persuasi merupakan
kelanjutan ataupengembangan paragraf argumentasi. Persuasi mula-mula
memaparkangagasan dengan alasan, bukti, atau contoh untuk meyakinkan
pembaca.Kemudian diikuti dengan ajakan, bujukan, rayuan, imbauan, atau
sarankepada pembaca. Beda argumentasi dengan persuasi terletak pada sasaranyang
ingin dibidik oleh paragraf tersebut. Argumentasi menitikberatkansasaran pada
logika pembaca, sedangkan persuasi pada emosi/perasaanpembaca walaupun tidak
melepaskan logika. Dengan kata lain, yangdigarap paragraf argumentasi adalah
benar salahnya gagasan/pendapat.Sementara itu, paragraf persuasi menggarap
pembaca agar maumengikuti kehendak penulis.
Contoh :
Tidak dapat
disangkal bahwa praktik berpidato menjadi semacam obat kuat untuk membangun
rasa percaya diri.Bilarasa percaya diri itu suduh semakin besar, pembicara
dapattampil tenang tanpa digoda rasa malu, takut, dangrogi.ketenangan inilah
yang menjadi modal utama untukmeraih keberhasilan pidato.Oleh Karena itu,
untukmemperoleh keterampilan atau bahkan kemahiran berpidato,anda harus
melaksanakan praktik berpidato.
E.
Syarat-Syarat Pembentukan Paragaf
Dalam
pengembangan paragraf, kita harus menyajikan danmengorganisasikan gagasan
menjadi suatu paragraf yang memenuhi persyaratan.Persyaratan itu ialah
kesatuan, kepaduan, dan kelengkapan:[6]
1.
Kesatuan
Tiap
paragraf hanya mengandung satu gagasan pokok atau satutopik.Fungsi paragraf
ialah mengembangkan topik tersebut. Olehsebab itu, dalam pengembangannya tidak
boleh terdapat unsur-unsuryang sama sekali tidak berhubungan dengan topik atau
gagasan pokoktersebut .Penyimpangan akan menyulitkan pembaca. Jadi, satu paragraph
hanya boleh mengandung satu gagasan pokok atau topik.Semua kalimatdalam
paragraf harus membicarakan gagasan pokok tersebut.
Paragraf
dianggap mempunyai kesatuan, jika kalimat-kalimat dalamparagraf itu tidak
terlepas dari topiknya atau selalu relevan dengan topik.Semua kalimat terfokus
pada topik dan mencegah masuknya hal-hal yangtidak relevan.Penulis yang masih
dalam taraf belajar (tahap pemula) seringmendapat kesulitan dalam memelihara
kesatuan ini.
2.
Kepaduan
Syarat
kedua yang harus dipenuhi oleh sebuah paragraf ialahkoherensi atau
kepaduan.Satu paragraf bukanlah merupakan kumpulanatau tumpukan kalimat yang
masing-masing berdiri sendiri atau terlepas,tetapi dibangun oleh kalimat
-kalimat yang mempunyai hubungantimbal balik.Pembaca dapat dengan mudah
memahami dan mengikuti jalanpikiran penulis tanpa hambatan karena adanya
loncatan pikiran yangmembingungkan. Urutan pikiran yang teratur, akan
memperlihatkanadanya kepaduan. Jadi, kepaduan atau koherensi dititik beratkan
padahubungan antara kalimat dengan kalimat.Kepaduan dalam sebuah paragraf
dibangun denganmemperhatikan:
a.
Unsur kebahasaan yang digambarkan dengan
1) Repetisi atau pengulangan kata
kunci
2) kata ganti
3) kata transisi atau ungkapan
penghubung
b.
Pemerincian dan urutan isi paragraf
3.
Kelengkapan
suatu
paragraf dikatakan lengkap, jika berisi kalimat-kalimatpenjelas yang cukup
untuk menunjang kejelasan kalimat topik atau kalimatutama. Sebaliknya suatu
paragraf dikatakan tidak lengkap, jika tidakdikembangkan atau hanya diperluas
dengan pengulangan-pengulangan.
F.
Mengembangkan Paragaf
1.
Berdasarkan Teknik
a. Secara alamiah
Dalam
hal ini penulis sekedar menggunakan pola yang sudah ada padaobjek atau kejadian
yang dibicarakan. Susunan logis ini mengenal dua macamurutan :
1)
Urutan ruang (spesial) yang membaca dari satu titik ke titik berikutnyayang
berdekatan dalam sebuah ruang. Misalnya gambaran dari depan kebelakang, dari
luar ke dalam, dari atas ke bawah, dari kanan ke kiri, dansebagainya.
2)
Urutan waktu (urutan kronologi s) yang menggambarkan urutanterjadinya
peristiwa, perbuatan atau tindakan.
b. Klimaks dan Antiklimaks
Pikiran
utama mula-mula diperinci dengan sebuah gagasanbawahan yang dianggap paling
rendah kedudukannya.Kemudianberangsur-angsur dengan gagasan-gagasan lain hingga
ke gagasan yangpaling tinggi kedudukannya atau kepentingannya.
c. Umum ke Khusus, Khusus ke Umum
Cara
ini paling banyak digunakan dalam pengembangan paragraf, baikdari Umum ke
khusus atau sebaliknya dari khusus ke umum.Dalam bentukUmum ke khusus, pikiran
utama diletakkan pada awal paragraf, kemudiandiikuti dengan perincian
-perincian.Sebaliknya dari khusus ke umum,dimulai dengan perincian-perincian
dan diakhiri dengan kalimat utama.Karya ilmiah umumnya berbentuk deduktif
artinya dari umum ke khusus.
2.
Berdasarkan Isi
a) Perbandingan dan Pertentangan.
Untuk
menambah kejelasan sebuah paparan, kadang-kadang penulisberusaha membandingkan
atau mempertentangkan.Dalam hal ini penulismenunjukkan persamaan dan perbedaan
antara 2 hal tersebut.Yang dapat dibandingkan adalah dua hal yang tingkatannya
sama dan kedua
hal
itu mempunyai persamaan dan perbedaan.
Perhatikan
contoh berikut:
Hasil penelitian
ini menemukan bahwaterdapat perbedaan persepsi terhadapkeberadaan bank syariah disbanding
dengan bank konvensional. Dari 124responden nasabah bank konvensional,sebanyak
51,4% menyatakan bahwakonsep bunga bertentangan dengan ajaranagama. Namun
demikian mereka tetapmemilih untuk tetap berhubungan denganberbagai produk yang
ditawarkan bankkonvensional. Hanya 29,8% dari jumlahresponden yang menyatakan
dengan tegasbahwa konsep bunga tidak bertentangandengan ajaran agama, sehingga
dapatmenjadikan ligitimasi bagi mereka untuktetap berhubungan dengan
berbagaiproduk bank konvensional. Sementarasisanya (18,5%) berpendapat
bahwamereka tidak tahu; apakah bungabertentangan dengan agama. (Identifikasi Faktor Penentu Keputusan
Konsumen dalam Memilih Jasa Perbankan: Bank Syariah VS Bank Konvensional
b)
Analogi
Analogi
biasanya digunakan untuk membandingkan sesuatu yang sudahdikenal umum dengan
yang tidak atau kurang dikenal umum.Gunanya untukmenjelaskan hal yang kurang
dikenal tersebut.
Perhatikan
contoh berikut:
Perkembangan
teknologi sungguh menakjubkun.Kehebatannya menandingi kesaktian para satria dan
dewa dalam cerita wayang.Kereta-kereta tanpa kuda, tanpa sapi, dan tanpa
kerbau.Jakarta-Surabaya telah dapat ditempuh dalam sehari.Deretan gerbang yang
panjung penuh barang dan orang, hanya ditarik dengan kekuatan air semata.
Jaringan jalan kereta api telah membelah-belah pulau. Asap yang mewarnai tanah
air dengan garis hitam, semakin pudar untuk hilang ke dalam ketiadaan. Dunia
rasanya tidak berjarak lagi, telah dihilangkan dengan kawat.Kekuatan bukau lagi
monopoli gajah dan badak, tepapi telah diganti dengan benda-benda kecil buatan
manusia.
c)
Contoh-contoh
Sebuah
generalisasi yang terlalu umum sifatnya agar dapat memberikanpenjelasan kepada
pembaca, kadang-kadang memerlukan contoh-contohyang konkret.Dalam hal ini
sumber pengalaman sangat efektif.
Perhatikan
contoh berikut:
Masih
berkisar tentang pencemaran lingkungan, gubernurJawa Tengah, Mulyadi, memberi
contoh tentang jambu mete dimayong Jepara yang diserang ulat kipat atau criculaTrifenestrata.
Ulat ini timbul akibat berdirinya peternakan ayamdi tengah-tengah perkebunan
tersebut. Menurut Gubernur, izinpeternakan ayam di Mayong itu diberikan untuk
meningkatkankesejahteraan masyarakat.
d)
Sebab-akibat
Hubungan
kalimat dalam sebuah paragraf dapat berbentuk sebab akibat.Dalam hal ini Sebab dapat
berfungsi sebagai pikiran utama, dan akibatsebagai pikiran penjelas.Dapat juga
sebaliknya.Akibat sebagai pikiran utamadan untuk memahami akibat ini
dikemukakan sejumah penyebab sebagaiperinciannya.
Perhatikan
contoh berikut:
Jalan kebun
jati akhir-akhir ini kembali macet dansemerawut. Lebih dari separuh jalan
kendaraan kembali tersitaoleh kegiatan perdagangan dan kaki lima. Untuk
mengatasinya,pemerintah akan memasang pagar pemisah antara jalankendaraan
dengan trotoar. Pagar ini juga berfungsi sebagaibatas pemasangan tenda pedagang
kaki lima tempat merekadiijinkan berdagang. Pemasangan pagar ini terpaksa
dilakukanmengingat pelanggaran pedagang kaki lima di lokasi itu sudahsangat
keterlaluan, sehingga menimbulkan kemacetan lalulintas.
e)
Definisi Luas
teknik ini merupakan pemberian penjelasan tentang sesuatu
dengan beberapa kalimat untuk memperjelas definisi. kadang-kadang
penulis terpaksamenguraikan dengan beberapa kalimat, bahkan beberapa alinea.
Perhatikan
contoh berikut:
Pengajaran
mengarang sebagai kegiatan terpadu, biasanyaditunda sampai siswa agak mampu
menggunakan bahasa lisan,seperti dalam pelajaran membaca. Pada tahap awal,
latihanmengarang itu biasanya digunakan untuk memperkuat kemampuandasar seperti
: ejaan, pungtuasi, kosa kata, kalimat, dan lain-lain.Kemudian kemampuan
mengarang dijadikan pelajarantersendiri, yakni pengajaran mengarang.Jadi,
mengarangadalah suatu kemampuan yang kompleks yang menggabungkansejumlah unsur
kemampuan yang berlain-lainan.
f)
Klasifikasi
Dalam
pengembangan karangan, kadang-kadang kita mengelompokkanhal-hal yang mempunyai
persamaan.Pengelompokkan ini biasanya diperincilagi lebih lanjut ke dalam
kelompok-kelompok yang lebih kecil.
Perhatikan
contoh berikut:
Dalam
karang-mengarang atau tulis-menulis, dituntutbeberapa kemampuan antara lain
kemampuan yangberhubungan dengan kebahasaan dan kemampuanpengembangan atau
penyaj ian. Yang termasukkemampuan kebahasaan adalah kemampuan menerapkanejaan,
pungtuasi , kosa kata, diksi, dan kalimat.Sedangkan yang dimaksud dengan
kemampuanpengembangan ialah kemampuan menata paragraf,kemampuan membedakan
pokok bahasa, subpokokbahasa, dan kemampuan memabagi pokok bahasa dalam urutan
yang sistematik.
Coin Casino Review - Casino in choegocasino.com
BalasHapusIn vua nhà cái our 카지노사이트 Coin Casino review we will look at the best bonuses, game options, 코인카지노 mobile payments, and promotions offered by our Casino Bonuses.